
MARTAPURA – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Selatan, H Hasnuryadi Sulaiman menutup Program Rehabilitasi Sosial Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra dan Fisik (PRSPDNF) Fajar Harapan Angkatan VI.
Penutupan juga dilakukan untuk Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (PRSPD) Iskaya Banaran Angkatan VII yang digelar Dinas Sosial Kalsel, di Aula Persada PRSPDNF Fajar Harapan, Martapura, Rabu (24/12).
Diketahui, sebanyak 33 peserta yang mengikuti program sejak bulan Juni lalu dinyatakan lulus setelah melalui berbagai tahapan pembinaan.
Program ini tidak hanya menekankan pada pemulihan mental dan spiritual, tetapi juga membekali peserta dengan kemampuan praktis sebagai bekal hidup mandiri.
Di bawah bimbingan tenaga instrtur profesional, para peserta dibina dalam berbagai bidang keterampilan, mulai dari Tata Busana dan Menjahit yang melatih ketelitian dan kreativitas dalam berkarya.
Kemudian, Teknologi Informasi untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan operasional komputer, Tata Boga yang mengasah kemampuan olah rasa serta inovasi kuliner, hingga Keahlian Teknis yang mencakup servis motor, barbershop dan keterampilan pijat.
Selama pelatihan, para peserta juga mengikuti masa magang selama satu bulan guna merasakan langsung suasana dan dinamika dunia kerja.
Melalui pengalaman tersebut, mereka dibimbing untuk menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk tetap berkarya dan produktif.
Wagub Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat serta menegaskan komitmen pemerintah dalam pemberdayaan penyandang disabilitas.
“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel menyampaikan apresiasi kepada Dinas Sosial, para pendamping dan seluruh tenaga profesional yang telah melaksanakan program ini secara berkelanjutan,” ujarnya.
Wagub Hasnuryadi menegaskan penyandang disabilitas memiliki potensi besar jika diberi ruang dan dukungan yang tepat.
“Rehabilitasi sosial tidak hanya pemulihan, tetapi pemberdayaan agar peserta dapat hidup lebih mandiri dan percaya diri, hal itu bukan akhir, tetapi awal perjalanan baru untuk menerapkan keterampilan yang telah diperoleh,” tegasnya.
Wagub Hasnur (sapaan akrabnya) juga memastikan pemerintah terus mendorong kolaborasi lintas sektor agar lulusan program mendapat kesempatan setara di dunia kerja.
“Jangan pernah merasa rendah diri dan keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Dengan ketekunan, kemauan belajar, dan lingkungan yang inklusif, diyakin penyandang disabilitas mampu mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Muhammad Farhanie menegaskan komitmen Pemprov Kalsel dalam memperluas layanan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas.
“Pemprov Kalsel melalui Dinas Sosial mengelola lima panti rehabilitasi dengan fokus layanan berbeda. Kami juga menyiapkan panti baru di Tamban bagi ODGJ yang sudah stabil namun belum bisa diterima kembali oleh lingkungannya,” ujar Farhanie.
Ia menegaskan, seluruh program berjalan berdasarkan landasan hukum yang jelas, mulai dari UU No 8 Tahun 2016 hingga Pergub No 5 Tahun 2022, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
“Tujuan kami satu, memastikan saudara-saudara penyandang disabilitas memperoleh haknya dan dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat secara bermartabat,” katanya.
Penutupan itu ditandai pelepasan tanda peserta secara simbolis oleh Wagub Kalsel sebagai penanda berakhirnya masa pelatihan sekaligus membuka babak baru bagi para lulusan mengaplikasikan keterampilan yang telah diperoleh.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov Kalsel juga menyerahkan bantuan alat kerja sebagai modal usaha agar para peserta dapat segera berdaya dan produktif di tengah masyarakat.
Bantuan stimulan keterampilan ini disalurkan kepada sejumlah penerima manfaat dari berbagai bidang pelatihan. Pada Bidang Komputer & Tata Boga, Muhammad Fajar Tirta Uhai dari Kabupaten Tapin (Disabilitas Rungu Wicara) menerima paket bantuan komputer senilai Rp9 juta.
Sementara Muhammad Hafiz dari Kota Banjarmasin (Disabilitas Rungu Wicara) memperoleh bantuan alat dan bahan tata boga senilai Rp6,5 juta.
Di Bidang Tata Busana dan Pijat, Abdul Rahman Putra Riyanto dari Kabupaten Kotabaru (Disabilitas Rungu Wicara) mendapatkan bantuan alat dan bahan tata busana senilai Rp6,5 juta, Muhammad Romadhoni dari Kota Banjarbaru (Disabilitas Netra) menerima paket alat dan bahan pijat senilai Rp9 juta.
Untuk Bidang Jasa dan Perbengkelan, bantuan diberikan kepada Muhammad Kamil dari Kabupaten Tanah Bumbu (Disabilitas Rungu Wicara) berupa perlengkapan barbershop senilai Rp9 juta.
Muhammad Asrullah dari Kabupaten Barito Kuala (Disabilitas Fisik) berupa alat dan bahan jahit senilai Rp9 juta serta Muhammad Rosyid Ar-Rahman dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Disabilitas Netra) berupa peralatan servis sepeda motor senilai Rp9 juta.
Pada Bidang Olah Vokal dan Administrasi, Muhammad Abrare dari Kabupaten Balangan (Disabilitas Fisik) menerima bantuan alat dan bahan olah vokal senilai Rp9 juta dan Maulana dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Disabilitas Fisik) mendapatkan laptop dan printer dengan nilai bantuan Rp9 juta.
Melalui bantuan ini, para peserta diharapkan mampu memulai usaha mandiri sesuai bidang keterampilan yang telah dipelajari, meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarga, sekaligus menjadi inspirasi bagi penyandang disabilitas lainnya bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk maju.
Penutupan program rehabilitasi sosial dihadiri Kepala Dinas Sosial kabupaten/kota se-Kalsel, Kepala PRSPDNF “Fajar Harapan”, Jumri, SAg, MIKom dan Kepala PRSPD “Iskaya Banaran”, para kepala UPTD di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Kalsel serta perwakilan dari SLB Negeri 3 Martapura.
Kegiatan ini juga diikuti oleh seluruh klien disabilitas peserta rehabilitasi, para instruktur pelatihan, pendamping serta tamu undangan lainnya yang memberikan dukungan penuh terhadap keberlanjutan program pemberdayaan sosial itu. rfq/adpim/ani

