
BANJARBARU – Pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat akan mengembangkan kelapa dalam atau kelapa genjah seluas 3.000 hektar mulai tahun 2026.
“Pengembangan kelapa genjah ini merupakan salah sau prioritas baru Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Hj Suparmi, di Banjarbaru, Kamis (11/12).
Hal itu disampaikannya pada sosialisasi program prioritas instansi 2026-2029 dalam rangka meningkatkan pendapatan pekebun di Kalsel.
Turut mendampingi sosialisasi itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Kalsel, H Berkatullah dan pejabat dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalsel.
Menurut Suparmi, rencana pengembangan kelapa genjah seluas 3.000 hektar tersebut dilaksanakan di Kabupaten Barito Kuala (Batola) mulai 2026 hingga 2029.
“Apabila rencana pengembangan tanaman kepala dalam seluas 3.000 hektar tersebut terealisasi, maka memungkinkan di Kalsel nantinya dibangun pabrik pengelolaan kelapa dalam tersebut,” katanya.
Menyinggung ketersediaan lahan pengembangan dan pabrik untuk pengelolaan kelapa dalam itu, Suparmi mengungkapkan pihaknya sudah berkomunikasi dengan kepala daerah setempat, termasuk petani pekebun setempat.
Untuk di Kabupaten Batola, sebut Suparmi, telah terdata sebanyak 1.297 petani, termasuk dari Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) yang juga siap mengembangkan tanaman kelapa dalam tercatat ribuan pekebun.
Menurut dia, hasil pengelohan kepala dalam tersebut nantinya menjadi komoditas ekspor baru dari Kalsel berupa coconut milk (susu kelapa).
Pengembangan kelapa genjah merupakan langkah strategis yang bertujuan ganda, meningkatkan kesejahteraan pekebun di Kalsel dan sekaligus mendukung program Gubernur Kalsel, H Muhidin dalam mengembangkan sektor perkebunan dan peternakan berbasis kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Disbunnak Kalsel juga berkomitmen untuk melanjutkan dan memperkuat program-program unggulan yang telah berjalan dan terbukti berkontribusi positif seperti Siskaku Intip (Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma), Program integrasi sawit dan sapi.
Untuk pengembangan Siska Ku Intip, sebut Suparmi, tahun 2026 PTPN di Tanah Laut ditunjuk sebagai pilot projet pengembangan sawit berbasis sapi dan didanai Denantara. ani

