Mata Banua Online
Rabu, Desember 10, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Studi Ungkap Sering Makan Sendiri Berbahaya untuk Kesehatan Mental

by Mata Banua
9 Desember 2025
in Mozaik
0
D:\2025\Desember 2025\10 Desember 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\studi.jpg
(foto:mb/web)

Studi terbaru mengungkapkan kebiasaan makan sendiri ternyata dapat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental, terutama pada orang tua.

Kebiasaan sering makan sendiri terutama makan malam, dikaitkan dengan pola makan yang buruk, kurang gizi, dan penurunan berat badan sehingga meningkatkan risiko kerapuhan mental.

Berita Lainnya

D:\2025\Desember 2025\10 Desember 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\peran.jpg

Peran Penting Protein bagi Kesehatan Otak dan Mental

9 Desember 2025
D:\2025\Desember 2025\10 Desember 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\7 makanan.jpg

7 Makanan Enak yang Diam-Diam Bikin Tulang Cepat Rapuh

9 Desember 2025

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Appetite ini menunjukkan orang yang makan sendirian berisiko lebih tinggi mengalami kelemahan fisik beberapa tahun lebih awal dibandingkan orang yang makan bersama orang lain.

Para peneliti dari Flinders University Australia meninjau 24 studi yang diterbitkan dalam dua dekade terakhir yang berfokus pada orang tua yang makan sendirian.

Semakin sering orang makan sendirian, asupan protein mereka turun dari 58 gram menjadi 51 gram tiap hari, seperti dikutip dari Daily Mail.

Peneliti menambahkan makan bersama dapat membangun ikatan sosial yang kuat, meningkatkan kesehatan mental, serta memberi dampak positif saat makan.

Orang lanjut usia (lansia) berusia 65 tahun ke atas yang tidak makan bersama teman sebaya menunjukkan kebiasaan makan yang lebih buruk dan mereka tidak mengonsumsi banyak makanan bergizi.

Pada wanita, hal ini dapat menyebabkan osteoporosis, yakni kondisi penipisan tulang. Sebab, orang yang makan sendirian mengonsumsi lebih sedikit protein, kalium, dan nutrisi penting lainnya.

Pria yang makan sendirian mengonsumsi sayur sekitar dua kali sehari. Sementara jika makan bersama, konsumsi buah dan sayur hampir dua setengah kali sehari.

“Perbedaannya sangat terlihat pada konsumsi buah dan sayur. Di Taiwan, orang yang makan sendirian mengonsumsi sayur sekitar dua kali sehari, sedangkan mereka yang makan bersama mengonsumsinya hampir dua setengah kali sehari,” ucap peneliti.

Makan sehat seperti buah dan sayur tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh, tapi juga kesehatan mental. Studi itu juga menemukan lansia di Swedia yang makan sendirian empat kali lebih mungkin makan junk food, dibanding makan bersama orang lain.

Untuk mencegah masalah ini berkembang, peneliti menyarankan agar dokter dan perawat secara rutin menanyakan kebiasaan makan kebiasaan makan pasien lansia saat pemeriksaan.

“Bagi keluarga yang memiliki orang tua atau kerabat lansia yang tinggal sendirian, pesannya sangat praktis. Makan malam keluarga secara rutin atau janjian makan siang bisa sama pentingnya dengan apa yang sebenarnya ada di atas piring,” kata peneliti. web

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper