
KOTABARU – Pemerintah Kabupaten Kotabaru bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Malam Ramah Tamah dalam rangka memperingati HUT ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 di Gedung Paris Barantai Kotabaru, Minggu (7/12) malam.
Acara tersebut dihadiri pengurus PGRI Provinsi Kalsel, ketua PGRI kabupaten/kota se-Kalsel, forkopimda, SKPD, kepala sekolah, serta ratusan guru dari berbagai daerah.
Kehadiran para undangan diberi apresiasi sebagai bentuk dukungan untuk memeriahkan dan menyukseskan peringatan HUT ke-80 PGRI tingkat provinsi, yang untuk pertama kalinya dipusatkan di Kabupaten Kotabaru.
Ketua PGRI Provinsi Kalsel Drs H Abdul Rivai MAP menyampaikan apresiasi tinggi atas kesiapan Kotabaru menjadi tuan rumah.
Ia menegaskan pelaksanaan HUT PGRI tahun ini memiliki makna besar karena dilaksanakan di daerah, sehingga memberikan nuansa baru bagi organisasi.
“Ini pertama kalinya sejak 10 tahun terakhir kegiatan besar PGRI dilaksanakan di kabupaten/kota. Kotabaru adalah yang pertama mengangkat tangan untuk menjadi tuan rumah. Kami sangat mengapresiasi semangat kebersamaan dan solidaritas yang ditunjukkan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan profesionalisme guru serta perlindungan terhadap hak-hak para pendidik. “Usia PGRI yang ke-80 menunjukkan ketangguhan organisasi dalam memperjuangkan martabat guru. Kita tidak akan berdiri di sini tanpa jasa guru-guru kita,” katanya.
Sementara, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kotabaru Selamat Riyadi SPd MEd mewakili Bupati Kotabaru mengucapkan selamat datang kepada seluruh pengurus PGRI dari berbagai kabupaten/kota di Kalsel.
“PGRI adalah organisasi perjuangan yang berdiri tak lama setelah Indonesia merdeka. Pemerintah Kabupaten Kotabaru sangat mengapresiasi kolaborasi luar biasa yang terjalin antara pengurus PGRI provinsi, PGRI kabupaten, dan dinas pendidikan, sehingga kegiatan malam ini dapat berjalan dengan baik,” ucapnya.
Ia juga memaparkan kondisi geografis Kotabaru yang terdiri atas pulau-pulau dan daerah terpencil, sehingga banyak guru bertugas di wilayah dengan akses terbatas. “Pemerintah daerah terus berupaya memberikan insentif dan perhatian khusus bagi para guru yang mengabdi di lokasi terpencil,” pungkasnya. nia

