
BANJARMASIN – Berdasarkan data Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan selama bulan November 2025 telah terjadi 26 kali kejadian bencana alam, seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung dan gempa bumi.
“Kalau dibandingkan dengan bulan Oktober yang hanya ada 19 kejadian bencana alam, artinya terjadi peningkatan pada bulan November,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Proinsi Kalsel, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Senin (1/12).
Menurut Madi (sapaan akrabnya) dari 26 kali kejadian bencana di Kalsel selama bulan November itu, didominasi bencana angin ribut atau angin puting beliung sebanyak 22 kali, banjir dua kali dan tanah longsor dua kali.
Dari 26 kali kejadian bencana alam itu, sebut Madi,terbanyak di Kabupaten Banjar enam kali, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) lima kali, Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) masing-masing dua kali dan sekali di Kabupaten Tanah Laut (Tala).
Sedangkan dua kali banjir di Kabupaten HST, sementara itu dua kali tanah longsor yakni di Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tabalong masing-masing satu kali.
Sementara itu, secara keseluruhan bencana alam di Kalsel dari Januari hingga November 2025, tercatat sebanyak 132 kali, meliputi angin puting beliung 77 kali, banjir 38 kali, tanah longsor 17 kali dan gempa bumi tiga kali.
Madi menyebutkan, akibat bencana alam hingga November 2025 itu menyebabkan 67.750 kepala keluarga (KK) atau 191.062 jiwa terdampak dan dua orang di antaranya meninggal dunia yakni di Banjarbaru dan Kabupaten Banjar serta satu luka-luka.
Selain itu, bencana alam di Kalsel tersebut juga menyebabkan 10 rumah penduduk mengalami kerusakan berat, 128 mengalami rusak sedang dan 59.478 buah rumah rusak ringan.
Menyinggung kerugian akibat bencana alam di Kalsel tersebut, Madi menyampaikan sementara asumsi kerugian Rp131,118 miliar, terbesar dialami Kabpaten Banjar Rp76,409 miliar.
Selain itu, Kabupaten Tala sekitar Rp21,050 miliar, Kabupaten Batola ditaksir Rp 14,207 miliar, HSU sekitar Rp11,586 miliar, Tapin sekitar Rp2,177 miliar dan Kabupaten HST mencapai Rp1,637 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten HSS sekitar Rp1,555 miliar, Kota Banjarbaru sekitar Rp1,102 miliar, Kabupaten Balangan Rp657 juta, dan Kota Banjarmasin sekitar Rp548 juta.
Dalam kesempatan itu, Madi mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam untuk meningkatkan kewaspadaan, karena saat ini sudah memasuki musim penghujan dan rawan terjadi bencana alam. ani

