BANJARMASIN- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyatakan penyaluran BBM baik itu Pertalite dan Pertamax aman di Provinsi Kalsel.
Hal itu setelah Monitoring Komisi III DPRD Kalsel ke Terminal BBM Banjarmasin PT Pertamina Patra Niaga Kalsel bersama Polda Kalsel, Hiswana Migas, Dinas ESDM Provinsi Kalsel, Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel dan Dinas Periundustrian Provinsi Kalsel.
Ketua Komisi III DPRD Kalsel Apt Mustaqimah, S.Farm., M.Si. menindaklanjuti dari hasil sesuai dengan keluhan masyarakat yang terjadinya berebet-berebet dan juga kelangkaan.
Kalau untuk poin pertama tadi, memang dari Pertamina sudah menyiapkan call center 135. Kalau misalkan masih terjadi lagi mogok-mogok atau istilahnya berebet-berebet tadi.
“Dan mungkin sudah kita lihat beberapa hari ini, itu tidak ada lagi yang ada keluhan motornya yang menjadi masalah. Nah, kemudian yang poin kedua, itu adalah kelangkaan yang terjadi di Kalsel,” ujar Mustaqimah di Banjarmasin,Senin (1/12).
Itu dari Pertamina sudah mulai menyiapkan untuk pasokan, apalagi kita akan menghadapi 4 agenda besar nantinya. Seperti Haul Guri Sekumpul, kemudian juga Natal, Tahun Baru, dan Libur Anak Sekolah.
Dan semoga dengan kegiatan ini dan persiapan yang disiapkan oleh Pertamina, itu tidak ada lagi jendela kesulitan untuk mendapatkan BBM.
“Ya, pastinya untuk melakukan pengawasan-pengawasan secara berkala, agar tidak terjadi lagi hal-hal yang terjadi di November tadi. Secara keseluruhan tadi, kalau mendengar dari penjelasan itu cukup aman,” jelasnya.
Mereka sudah melakukan investigasi dan sebagainya. Mereka juga cepat dalam proses penanganan, hanya saja kenapa jadi itu terlambat? Karena proses penyiriman dengan kondisi cuaca yang memang tidak bisa diperkirakan, sehingga kapal untuk pasokan Pertamina itu tidak bisa sandar.
Integrated Terminal Manager Banjarmasin, Suryandri Dwi Kusuma dari Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan ini selalu menjamin semua produk yang keluarkan dari lokasi.
Semuanya melalui pemeriksaan, mulai dari sebelum bongkar kapal, kemudian pada saat penerimaan di dalam tanker timbun, juga sebelum produk ini disalurkan ke mobil tanker, ini semuanya sudah melalui proses pemeriksaan sesuai dengan SK Dirjen 3.
” Karena semua sudah kami dipastikan ketika produk ini keluar dari lokasi kami, semuanya sudah clear dan juga sudah on-site sesuai dengan SK Dirjen 3,” tegasnya.
Ini yang cukup unik yang ada di Kalsel hal ini, karena masyarakat ini beralih dari Pertamax,sebelumnya ke Pertalite.
“Setiap hari ini SPBU melakukan pengiriman sesuai kebutuhan ke kami, nah ini kami melakukan prioritas kebutuhan sesuai dengan prioritas dari SPBU-SPBU yang ada di masyarakat ini,” tandasnya.
Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Kalimantan, Edi Mangun, menjelaskan betul, di Kalsel jadi event yang akan dihadapi di bulan Desember ini ada 4, pertama ada Haul Guru Sekumpul, kemudian hari raya natal, kemudian tahun baru, serta libur anak sekolah.
” Nah ini 4 efek ini, Insya Allah semua akan sudah kita mitigasi risikonya, dan juga sudah kita susun strategi ya, untuk memenuhi semua permintaan, terutama di periode nanti ya, di Haul Guru Sekumpul sampai nanti tahun baru,” katanya.
SPBU ini, semua sudah termonitor, j baik secara kualitas bukan kuantitas.
Semua SBBU aktivitasnya itu termonitor, bahkan yang memonitor itu bukan saja Pertamina.
” Jadi kita disitu kan ada CCTV, dan lain-lain, itu kan dipaksa untuk memonitor aktivitas di SPBU. Salah satunya untuk pengguna BBM subsidi, yang kan ada pemerintah memintakan keluar barcode itu kan, jadi kalau bicara soal monitoring, kami bisa pastikan bahwa bukan saja Pertamina, pemerintah dalam hal ini BP Migas ikut memonitor setiap SPBU.rds
