
RANTAU,- Di hadiri Ketua TP PKK Hj Faridah Yamani, Ketua GOW Hj Elya Hartati Juanda bersama tim percepatan penurunan stunting.
Wakil bupati Tapin H Juanda membuka secara resmi rapat koordinasi intervensi spesifik dan intervensi sensitif dalam pencegahan dan penurunan stunting, bertempat di aula Sekretariat TP PKK Tapin. Rabu 19 November 2025.
Rapat koordinasi turut dihadiri Kepala Bappelitbang Dr Meidy Haris Prayoga, Kepala Dinas Kesehatan Noor Ifansyah SKM, Kepala DPPKB Hj Fauziah, Kepala DP3A Hj Marsidah, Kepala BPBD M Noor MAP, Kepala Dinas LH Ir H Nordin MS, Kepala Dispora Eko Haryono, Kementerian Agama Tapin, forum anak, PMI Tapin serta perwakilan lembaga dan instansi terkait lainnya.
Seperti yang diutarakan Wakil Bupati Tapin H Juanda, dengan kerjasama lintas sektor, penurunan stunting di Tapin terus menurun dari tahun ke tahun, bahkan angka stunting Tapin terendah di Kalimantan Selatan.
Semua berkat kerjasama keras tim percepatan penurunan stunting, baik dinas kesehatan, DP3A dan dinas – dinas lainnya, termasuk dalam pembinaan Posyandu – Posyandu yang ada desa – desa di kabupaten Tapin.
Untuk tahun ini angka stunting kita di angka 12 ]% untuk tahun 2024. Karena tersisa dua tahun lagi kita harus dapat menurunkan angka hingga mencapai 10% yang menjadi target pemerintah. Untuk itu kita harus bekerja ekstra yang perlu program kegiatan serta pendanaan yang mendukung dalam program intervensi, baik intervensi spesifik maupun sensitif yang harus kita lakukan, paparnya.
Untuk di ketahui, intervensi spesifik dan sensitif dilakukan SOPD baik dalam hal pemenuhan akses air minum atau air bersih, perbaikan sanitasi, penanganan kemiskinan dan pembangunan kawasan lingkungan serta kegiatan yang berfungsi untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang resiko dan pencegahan stunting.
Kegiatan lainnya seperti pemberian pil tambah darah dan pemberian makanan tambahan, serta pemeriksaan ibu hamil juga harus terus dilakukan.
Ditambahkan H Juanda, banyak faktor penyebab terjadinya anak stunting, terutama faktor kurangnya asupan gizi sehingga tumbuh kembang anak terganggu. Sehingga semua yang menjadi faktor penyebab harus diantisipasi sehingga tidak berdampak bagi anak kedepannya.
Pada saat ini angka stunting di kabupaten Tapin terus turun, oleh karena itu kita juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh SOPD yang telah bekerjasama sehingga dapat menurunkan angka stunting hingga 12%, kita berharap target 10% bisa kita capai.
“Kita mengapresiasi rapat koordinasi ini, dimana kita dapat mengetahui permasalahan dan kendala yang ada dari laporan – laporan yang disampaikan, sehingga kita harus mempunyai strategi khusus untuk menurunkan angka stunting,” tandasnya.
Terkait kesiapan Tapin menjadi tujuan kaji tiru dalam program penurunan stunting, kita akan memberi contoh yang baik kepada siapa saja yang ingin belajar bagaimana cara menurunkan angka stunting, sehingga mereka dapat mengaplikasikannya di daerah nya masing-masing.
“Apa saja yang kita lakukan bagaimana cara menurunkan angka stunting, itulah yang akan kita infokan kepada mereka,” pungkasnya.{[her/mb03]}

