Mata Banua Online
Sabtu, November 15, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

BKKBN Kalsel Implementasikan Program TAMASYA TERAPUNG

by Mata Banua
13 November 2025
in Banjarmasin, Indonesiana
0
D:\2025\November 2025\14 November 2025\2\BERITA DAN FOTO UNTUK HALAMAN 2, TERBIT JUMAT  TANGGAL 14 NOVEMBER 2025\5.jpg
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan, Farah Adibah (Foto:mb/ant)

BANJARMASIN – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan kini secara aktif mengimplementasikan program inovatif bernama Taman Asuh Sayang Anak yang dikenal sebagai TAMASYA.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Farah Adibah di Banjarmasin, Rabu menjelaskan bahwa “TAMASYA” merupakan salah satu prioritas Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), yang dikembangkan sebagai strategi percepatan pembangunan keluarga dan peningkatan kualitas hidup, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Berita Lainnya

D:\2025\November 2025\14 November 2025\5\hal 5\Bagian ekonomi pemko Banjarmasin mendistribusikan LPG 3 kilo.jpg

Koperasi Merah Putih Jadi Sub Pangkalan Elpiji 3 Kg

13 November 2025
D:\2025\November 2025\14 November 2025\5\hal 5\Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie saat memberikan materi dalam Pendidikan.jpg

Kesbangpol Rangkul PWI Bahas Netralitas Media

13 November 2025

Program inovatif ini didorong oleh tingginya partisipasi perempuan di dunia kerja Kalsel yang tercatat mencapai 55,6 persen, menciptakan kebutuhan mendesak akan layanan pengasuhan anak yang berkualitas.

Di Kalsel, program ini diberi label “TAMASYA TERAPUNG”, Terapung Sendiri kepanjangan dari terpadu dan unggul, yaitu mengedepankan kolaborasi lintas sektor dengan berbagai dinas terkait. Program ini menyasar langsung masalah tumbuh kembang anak yang seringkali menjadi akar persoalan,

“Nama terapung sengaja dipilih untuk memberikan nuansa lokal Kalsel, dan program ini dijalankan secara kolaboratif dengan lintas sektor terkait”, kata Farah.

Program TAMASYA Terapung hadir dengan empat layanan inti yang saling mendukung untuk memastikan anak mendapatkan stimulasi optimal dan orang tua mendapatkan ketenangan dalam bekerja.

Keempat layanan ini mencakup pendampingan intensif bagi pengasuh, pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala, edukasi berkelanjutan bagi orang tua, serta fasilitasi rujukan jika diperlukan.

Layanan pertama adalah pendampingan pengasuh, di mana BKKBN memberikan pelatihan dan pendampingan profesional kepada para pengasuh di Tempat Penitipan Anak (TPA).

Pelatihan ini penting untuk memastikan pengasuh memahami standar kualitas pengasuhan yang ditetapkan, termasuk pemahaman mengenai Konvensi Hak Anak dari PPPA.

Selain itu, pengelola TPA juga dibekali pengetahuan melalui modul BKB Emas, meningkatkan kompetensi mereka dalam menangani tumbuh kembang anak usia dini.

Selanjutnya, pemantauan tumbuh kembang anak, yang dilaksanakan secara berkala menggunakan instrumen seperti Kartu Kembang Anak (KKA).

KKA ini merupakan dokumen penting yang memetakan kemampan motorik dan psikis anak sejak usia satu bulan hingga enam tahun, memungkinkan deteksi dini jika terjadi keterlambatan perkembangan.

Pilar ketiga, pendampingan orang tua, yang menyadari bahwa pengasuhan efektif adalah tanggung jawab bersama. Orang tua yang menitipkan anak di TPA yang berpartisipasi dalam TAMASYA akan mendapatkan kelas pengasuhan dan edukasi mengenai pola asuh positif. Ini memastikan bahwa stimulasi yang diterima anak di TPA selaras dengan lingkungan rumah.

Layanan keempat, fasilitasi rujukan, di mana BKKBN bertindak sebagai penghubung jika anak memerlukan konsultasi kesehatan spesifik atau pendampingan khusus dari ahli lain.

Salah satu tujuan strategis TAMASYA Terapung adalah mengembangkan kapasitas TPA yang sudah ada di Kalimantan Selatan, baik yang dikelola pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

BKKBN menyadari bahwa meskipun sudah terdapat sekitar 280 TPA di Kalsel, banyak di antaranya belum terpantau standar kualitasnya, termasuk aspek perizinan PAUD dan standarisasi pengasuhan.

Program ini menggerakkan implementasi Surat Edaran Bersama Enam Menteri Ketenagakerjaan yang mewajibkan perusahaan dengan banyak pekerja perempuan dan balita untuk menyediakan TPA.

BKKBN secara aktif mendorong perusahaan untuk memenuhi mandat ini. Dalam implementasinya, BKKBN berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan untuk memanfaatkan data PROPER kinerja perusahaan.

BKKBN menyisir perusahaan yang memiliki level PROPER Hijau, yang menunjukkan kinerja lingkungan cukup baik, untuk didorong memberikan perhatian pada pengasuhan anak. Dari 18 perusahaan yang telah didekati, hampir separuhnya menunjukkan respon positif untuk menindaklanjuti inisiatif ini.

Bagi perusahaan seperti pertambangan yang lokasinya tidak memungkinkan pembangunan TPA langsung, mereka diwajibkan mendampingi atau menginisiasi pembentukan TPA di lingkungan sekitar lokasi operasional mereka.

Keberhasilan TAMASYA TERAPUNG sangat bergantung pada sinergi antarlembaga dan dukungan dari sektor swasta.

Farah Adibah menekankan bahwa program ini adalah kolaborasi lintas sektor, melibatkan Dinas Pendidikan terkait standar PAUD dan juga perusahaan sebagai penyedia fasilitas atau pendukung pendanaan.

Upaya inklusivitas juga menjadi perhatian, terbukti dengan adanya inisiasi pembentukan TPA inklusi di Kabupaten Kotabaru melalui kesediaan salah satu perusahaan.

Program TAMASYA Terapung merupakan bagian dari strategi BKKBN dalam mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia menyongsong bonus demografi dan mencapai Indonesia Emas 2045.

Implementasi TAMASYA Terapung di Kalsel menunjukkan kemajuan yang bertahap namun signifikan. Meskipun harapan awal setiap kabupaten mampu menginisiasi setidaknya satu program TAMASYA, realisasinya tidak semudah yang dibayangkan, sehingga dilakukan secara bertahap. Namun, dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalsel dinilai luar biasa dalam mendorong inisiatif ini.

Saat ini, dua kabupaten/kota telah menunjukkan kemajuan signifikan dan hampir berjalan total dalam mengimplementasikan program ini, yaitu Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. Di Kotabaru misalnya, adanya inisiatif TPA inklusi menunjukkan keseriusan dalam mengintegrasikan kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus dalam kerangka TAMASYA. an/ani

 

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper