
JAKARTA – Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengajak para anggota organisasi yang ia pimpin itu untuk mendukung program-program pada pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Kita sama-sama menggerakkan, mendukung, memperkuat agar program-program kerakyatan Bapak Presiden Prabowo bisa betul-betul terasa manfaatnya bagi rakyat,” kata Budi dalam Kongres III Projo di Jakarta Pusat, Minggu (2/11).
Ia mengatakan, setelah berakhirnya 10 tahun masa pemerintahan Jokowi pada 2024, Indonesia memasuki fase pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.
Maka dari itu, ujar dia, Projo harus menyesuaikan diri, beradaptasi, dan bertransformasi untuk menjawab berbagai tantangan ke depan.
“Pemerintahan Pak Prabowo-Gibran harus kita kawal karena ini pemerintahan lanjutan, pada Pilpres 2024 adalah keberlanjutan yang menang. Rakyat ingin keberlanjutan dalam pembangunan,” katanya.
Adapun salah satu resolusi yang dicanangkan dalam kongres tersebut adalah mendukung dan memperkuat pemerintahan Presiden Prabowo.
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa saat ini Projo telah berusia 12 tahun. Dari segi usia, Projo memang terkesan masih muda. Namun, ia menegaskan bahwa usia hanyalah angka. Menurutnya, yang terpenting adalah karakter perjuangan dan pengorbanan yang ada di dalam tubuh Projo.
“Karakter perjuangan, karakter pengorbanan, dan karakter kesetiaan, terutama kepada perjuangan dan nasib rakyat di seluruh Indonesia. Karena kita berharap Indonesia Maju 2045, harus rakyatnya lebih sejahtera,” ucapnya.
Budi pun berharap hasil Kongres III Projo yang menetapkan dirinya kembali menjadi Ketua Umum Projo, bisa semakin memperkuat organisasi.
“Karena kita yakin bahwa selama ada rakyat, di situlah ada tenaga, ada energi, ada harapan dan optimisme. Karena yang dibutuhkan bangsa ini adalah optimisme dan harapan rakyat,” ucapnya.
Diketahui, Projo menggelar Kongres III Projo pada Sabtu (1/11) dan Minggu (2/11). Hasilnya, Budi Arie Setiadi kembali terpilih menjadi ketua umum untuk periode 2025–2030.
Pada bagian lain, Budi Arie membantah isu hubungannya dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo telah terputus.
“Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi, jangan diframing,” kata Budi Arie di sela kongres, seperti dikutip CNNIndonesia.com.
Budi Arie mengatakan kehadiran Projo tak terlepas dari kehadiran Jokowi di kancah politik nasional. Ia meminta kepada awak media untuk tidak ‘mengadu domba’ antara Projo dengan Jokowi.
“Jadi sejarah Projo adalah sejarahnya Bapak Jokowi sampai 10 tahun berlangsung dari 2014 sampai 2024,” ucap dia.
Setelahnya, Budi Arie mengatakan bahwa ia juga masih menjalin hubungan dengan Jokowi.
Teranyar, salah satunya ialah komunikasinya dengan Jokowi soal wacana perubahan lambang Projo.
“Tadi pagi saya masih komunikasi dengan Bapak Jokowi. Bahwa perubahan logo adalah bagian dari transformasi organisasi Projo untuk menjawab tantangan dan pertembangan zaman,” ucapnya.
Budi Arie pun menyampaikan bahwa lambang Projo yang baru itu nantinya akan disayembarakan. “Sehingga partisipasi publik bisa muncul nanti logo Projo yang baru,” ujarnya. ant/web

