
BANJARMASIN – Rasa rindu akan tanah asal dan ikatan darah yang melintasi batas negara membawa sekelompok warga keturunan Banjar dari Malaysia kembali menjejakkan kaki di Banua pada Senin.
Sebanyak 23 orang rombongan Kulaan Banjar dari Sabak Bernam, Malaysia, melakukan lawatan budaya dan silaturahmi ke Banjarmasin serta sejumlah daerah di Kalimantan Selatan.
Rombongan ini dipimpin oleh H Jamaludin, pengurus Pertubuhan Banjar Malaysia (PBM) Negeri Selangor.
Lawatan tersebut bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan juga perjalanan batin untuk mengenang akar leluhur masyarakat Banjar yang pada abad ke-18 dan ke-19 banyak merantau dan menetap di Semenanjung Tanah Melayu.
“Kami datang bukan hanya untuk berwisata, tetapi untuk menyambung silaturahmi dan menjejak kembali tanah asal nenek moyang kami. Kami ingin generasi muda di Malaysia tahu bahwa mereka memiliki akar budaya yang kaya dan membanggakan di Kalimantan Selatan,” ujar H. Jamaludin di sela kegiatan lawatan.
Salah satu agendanya mereka menyambangi Banjar TV, media lokal yang kerap memberitakan aktivitas komunitas Banjar di berbagai negara.
Dalam pertemuan tersebut, rombongan disambut hangat oleh Direktur Utama Banjar TV Ferdi Adistana, Wakil Dirut Jhonson Marzuki, dan Manager Pemberitaan Kamarul Hidayat.
Turut hadir pula Pengurus Pusat Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Sadunia, antara lain Wakil Ketua IV H Muhammad Ary, Sekjen H Taufik Arbain, Bidang Organisasi H Tarmuji, serta Bidang Silaturahmi dan Juriat M Arifin.
Menurut Muhammad Ary, lawatan lintas negara ini diharapkan dapat memperkuat hubungan persaudaraan antara masyarakat Banjar di Malaysia dan Indonesia, sekaligus membuka potensi kerja sama di bidang pariwisata, kebudayaan, pendidikan, dan ekonomi kreatif.
“Melalui kegiatan seperti ini, kita berharap hubungan kekerabatan semakin erat, dan kedua pihak dapat saling mendukung dalam mengembangkan potensi daerah,” ujarnya.
Sementara Taufik Arbain menyampaikan apresiasi atas komitmen kuat masyarakat Banjar di Malaysia yang tetap menjaga identitas dan budaya leluhur mereka.
Ia menilai, kehadiran penerbangan langsung Kuala Lumpur–Banjarmasin menjadi momentum penting untuk memperkuat ikatan emosional dan budaya lintas negara.
“Kita berterima kasih sejak masa almarhum HM Sjachriel Darham, pertemuan Aruh Ganal menjadi cikal bakal terbentuknya paguyuban KBB. Kemudian di masa Rudi Arifin, hubungan kemitraan antarkulaan semakin terbuka, dan di era H Sahbirin Noor, jaringan organisasi KBB berkembang hingga lintas negara atau sadunia,” tutur Taufik Arbain.
Ia menambahkan, perjuangan panjang KBB sejak 2003 yang selalu mengusulkan adanya penerbangan langsung akhirnya terwujud pada tahun 2025 oleh Pemprov Kalsel. Hadirnya maskapai dengan rute KL–Banjarmasin menjadi tonggak baru bagi mobilitas dan komunikasi bubuhan Banjar di dua negara.
Selama berada di Banjarmasin, rombongan dijadwalkan mengunjungi sejumlah situs sejarah dan ikon budaya Banjar, seperti Kampung Sasirangan, Masjid Sultan Suriansyah, dan Museum Wasaka yang menyimpan jejak perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Mereka juga akan bertemu dengan tokoh-tokoh budaya serta pejabat pemerintah daerah untuk mempererat hubungan sosial-budaya dan menjajaki peluang kerja sama di berbagai bidang. ant

