
RANTAU – Ketua TP PKK Hj Faridah Yamani menghadiri rapat koordinasi kampanye pencegahan perkawinan anak usia dini yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapin di Rumbia Cafe Rantau, Senin (20/10).
Kegiatan ini di hadiri Kepala Dinas PPPA Tapin Hj Marsidah beserta jajaran, narasumber dr Jonathan Toman Lumbantobing Sp OG, seluruh pengurus tim penggerak PKK Tapin, Forum Anak Tapin, duta genre, dan lainnya.
Ketua TP PKK Hj Faridah Yamani mengatakan, tingginya angka perkawinan usia anak di Indonesia sudah pada tahap yang mengkhawatirkan.
Ia menyebutkan, Indonesia menempati posisi ke-2 di ASEAN dan ke-7 di dunia sebagai negara dengan angka perkawinan anak paling tinggi.
“Provinsi Kalimantan Selatan sendiri berada di posisi ke-13 dari 35 provinsi yang ada di Indonesia, dan Kabupaten Tapin pada tahun 2024 berada di posisi ke-4 tertinggi angka perkawinan anak dari 13 kabupaten/kota,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dampak perkawinan anak usia dini rentan di alami anak perempuan yang mengalami kondisi tidak menguntungkan, seperti putus sekolah, hamil pada usia anak yang berpotensi menyumbang terjadinya komplikasi kesehatan reproduksi, angka kematian ibu, gizi buruk, stunting, pekerja anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perceraian, dan berujung pada pemiskinan perempuan secara struktural.
“Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena anak telah kehilangan hak-hak mereka yang seharusnya dilindungi oleh negara. Jika kondisi ini dibiarkan akan menjadikan Indonesia berada dalam kondisi darurat perkawinan anak, dan semakin menghambat capaian tujuan bernegara sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Faridah Yamani juga berpesan agar anak-anak bisa membanggakan keluarga, bangsa dan negara, menjadi generasi muda yang berprestasi, serta menghindari perkawinan anak yang hanya bisa merusak masa depan.
“Mari kita bersama-sama bergerak mengakselerasi penurunan angka perkawinan anak dimulai dari diri sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, setiap waktu yang berputar tidak akan kembali seperti semula, apabila lalai maka sia-sialah perjuangan selama ini.
“Anak adalah masa depan bangsa, aktivitas yang kalian dilakukan saat ini akan menentukan masa depan mereka dan bangsa ini. Raihlah cita-cita setinggi mungkin dengan belajar yang giat, bergaul yang baik, dan tunda perkawinan hingga mempunyai bekal yang cukup. Mari kita katakan tidak untuk perkawinan anak, untuk masa depan yang lebih cerah” pungkasnya. her

