
BANDUNG – Jumlah korban dugaan keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, pada Rabu (15/10) hingga pukul 14.22 WIB mencapai 449 siswa dari sejumlah sekolah.
Dari jumlah tersebut, 54 korban masih menjalani perawatan medis di sejumlah fasilitas kesehatan. Koordinator Posko SMPN 1 Cisarua, Aep Kunaefi mengatakan bahwa situasi di posko utama kini mulai kondusif.
“Posko di sini sudah mulai reda kedatangan yang terdampak. Kita tetap siaga,” ujar Aep saat ditemui di lokasi, Rabu (15/10), seperti dikutip CNNIndonesia.com.
“Update korban sampai dengan pukul 14.22 WIB ada 449. Dirawat ada 54,” sambung dia.
Menurut Aep, para korban yang sebelumnya mengeluhkan gejala seperti mual, muntah, dan pusing, sebagian besar sudah mendapatkan penanganan cepat dari tim medis dan petugas kesehatan yang disiagakan di sekolah maupun puskesmas terdekat.
Pihak sekolah bersama petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat terus memantau perkembangan kondisi para siswa serta menelusuri sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Pantauan di lapangan pada pukul 16.00 WIB, suasana di lingkungan SMPN 1 Cisarua mulai berangsur tenang. Kelas yang sebelumnya dijadikan ruang perawatan bagi para siswa kini tampak mulai kosong.
Beberapa ambulans yang sejak pagi berjaga di halaman sekolah kini jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya. Area parkir pun terlihat lebih lenggang dibandingkan saat puncak kedatangan korban pada pagi hari.
Tak hanya siswa, dua orang guru juga turut jadi korban keracunan MBG.
Nabila Febrianti (26) guru di SD Garuda Cisarua, Kabupaten Bandung Barat misalnya, mendatangi pos SMPN 1 Cisarua. Ia mengaku mengalami gejala keracunan usai mencicipi hidangan makan bergizi gratis (MBG), sebelum diberikan ke murid-muridnya, kemarin ini.
Nabila mengaku baru merasakan gejala keracunan pada Rabu (15/10) pagi. Gejala yang ia rasakan, perut melilit dan dada terasa panas. Ia pun lalu dibawa oleh kedua orang tuanya ke Posko SMPN 1 Cisarua.
“Saya makan satu paket. Saya pas makan enggak ada bau atau apa. Cuman pas pulang dari sekolah ada melilit, tapi awalnya enggak ditanggapi. Pas malam rasanya makin menjadi. Terus pas pagi dada panas, melilit, pusing, lemes juga, akhirnya diajak ke sini,” katanya di Posko SMPN 1 Cisarua.
Satu rekan guru Nabila, Rike Amelia (21) juga merasakan hal yang sama. Ia kemarin turut mencicipi hidangan MBG sebelum diberikan kepada para siswanya. Alhasil, ia pun turut juga merasakan gejala keracunan.
Namun begitu Rike tidak mendapatkan perawatan di Posko SMPN 1 Cisarua. Kedatangannya hari ini untuk mendampingi beberapa anak didiknya, yang baru merasakan gejala keracunan usai menyantap hidangan MBG kemarin.
“Tapi semalam di kasih obat sama ayah,” katanya, di tempat yang sama.
Pantauan wartawan saat ini di posko, masih banyak siswa baik tingkat SD, SMP dan SMK yang terus berdatangan ke Posko SMPN 1 Cisarua. Mereka datang dengan diantar orang tua atau guru.
Selain itu, beberapa ambulance pun masih lalu lalang membawa para korban yang alami keracunan, untuk dirujuk ke rumah sakit guna penanganan lebih lanjut. Data sampai malam tadi, total mereka yang alami keracunan tercatat ada 161 orang. web