
BANJARBARU – Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) Kota Banjarbaru menggelar sharing session (berbagi ilmu dan pengalaman) dengan menghadirkan Pegiat Literasi Nasional Kang Maman.
Acara berbagi pengalaman yang diadakan di Kafe Literasi Dispersip Kota Banjarbaru, Jumat (10/10) malam, diikuti para pengurus Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kota Banjarbaru.
Kepala Bidang Pengembangan Dispersip Kota Banjarbaru Rosida mengatakan, acara yang dapat dikatakan dadakan ini untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman dari Pegiat Literasi Nasional Kang Maman, untuk pengembangan literasi melalui perpustakaan TBM.
“Acara ini dadakan, beruntung kang Maman bersedia hadir untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dengan kita, dan tahun depan belum tentu acara seperti ini dapat dilaksanakan,” ujarnya.
Kang Maman mengatakan, kedatangannya di Kalimantan Selatan sebenarnya untuk melakukan penilaian terhadap TBM Pusaka Tabalong.
“TBM Pusaka Tabalong merupakan satu dari 12 TBM terbaik di Indonesia, kedatangan kami untuk melakukan penilaian,” ujarnya.
Kang Maman menjelaskan, gerakan literasi adalah gerakan jiwa.
Meskipun terkendala pendanaan, semangat untuk menggalakkan literasi itu harus tetap ada.
“Apalagi kalau anggaran mengalami penurunan, namun perpusnas membagikan buku-buku untuk TBM di Indonesia,” katanya.
Kang Maman memberikan tips agar TBM dapat menarik minat warga, yakni membuat tempat bacaan di berbagai lokasi.
“Koleksi bukunya diputar sebulan sekali atau buku bergilir, sehingga warga tidak bosan,” kata Maman.
Perlu dibuat reading record atau catatan, agar warga lebih berminat.
“Buku boleh dibawa pulang tapi harus dibuat reading record, siapa penulisnya, siapa penerbitnya, tentang apa buku itu, agar pengunjung lebih berminat,” kata Maman.
Dan, upaya untuk menarik minat pengunjung, dengan mendatangkan orang yang berwawasan, seperti pakar, tokoh, atau pemerhati.
Pegiat Literasi Nasional lainnya Dr Firman menambahkan, dalam dua tahun terakhir ini perhatian pemerintah terhadap TBM cukup baik.
“Sekarang ada bantuan dana dari pemerintah atau banpem, dan baru tahun ini TBM dilombakan,” ujar Firman yang mengaku bersama kawan-kawannya telah membentuk TBM pada 2005.
“Pegiat literasi diberikan ruang untuk lebih berkreasi dan diberi bantuan dana. Tetap semangat,” kata Firman. dio