
MARTAPURA- Pemerintah Kabupaten Banjar bersama lintas sektor melaksanakan Aksi Bersama Pelaksanaan Kolaborasi Intervensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Sungai Pinang Baru, Kecamatan Sungai Tabuk, Kamis (9/10) siang.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, desa, kader kesehatan dan masyarakat untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Banjar.
Pj Sekda Banjar H Ikhwansyah saat membuka kegiatan menyampaikan Pemkab Banjar melalui Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang), telah menggagas sebuah terobosan inovatif yang dikenal dengan Geospasial untuk Kolaborasi Atasi Stunting (GEOLASTING).
Dikatakan Iwan, inovasi ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan sistem intervensi yang lebih terarah, berbasis data spasial yang akurat, dan terintegrasi.
“Melalui GEOLASTING, kita dapat memetakan wilayah prioritas, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan memastikan bahwa setiap intervensi baik gizi spesifik maupun gizi sensitif tepat sasaran dan efisien,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan upaya penurunan stunting ini tidak hanya bertumpu pada inovasi teknologi semata, namun kunci utamanya justru terletak pada kolaborasi nyata di tingkat tapak, yaitu di desa-desa.
“Desa Sungai Pinang Baru hari ini menjadi lokus nyata dari komitmen kita bersama. Melalui aksi bersama ini, kita ingin memastikan bahwa semua pihak dari pemerintah daerah, dinas teknis, tenaga kesehatan, kader hingga masyarakat dapat bersinergi dengan baik,” tambahnya.
Kepala Bappedalitbang Banjar Nashrullah Shadiq menjelaskan stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan generasi penerus daerah yang akan melanjutkan pembangunan di Kabupaten Banjar.
“Karena itu, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi multipihak, sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, lembaga keagamaan seperti BAZNAS, dunia usaha melalui program CSR, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan serta seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Ia menyebut pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menguatkan kolaborasi lintas sektor, mendampingi desa dalam pelaksanaan intervensi dan memastikan seluruh program yang dirancang benar-benar menyentuh kelompok sasaran secara tepat.
Pencegahan stunting tidak hanya bergantung pada program pemerintah, tetapi juga pada perubahan perilaku dan pola hidup sehat di tingkat rumah tangga. Diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya asupan gizi, sanitasi yang baik serta pola asuh yang benar,” ucapnya.
Dalam aksi ini, berbagai intervensi dilakukan seperti pemberian tablet tambah darah serta buku kesehatan ibu dan anak, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Biskuit untuk peningkatan gizi balita hingga pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan kalender kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.
Akhir kegiatan dilakukan penyerahan secara simbolis diantaranya kepada ibu hamil berupa paket bantuan makanan beragam dari Baznas, kepada anak balita atau baduta pemberian susu formula untuk mencegah stunting dan kelompok masyarakat berupa Rutilahu dari Dinsos P3AP2KB.
Kegiatan aksi bersama ini turut dihadiri Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Selatan, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banjar, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Perwakilan SKPD, Perwakilan dari Forum CSR, Baznas, Camat Sungai Tabuk, Kepala Puskesmas, Koordinator Penyuluh KB, Pambakal Sungai Pinang Baru serta pemerintah desa setempat.dio/rds