
BANJARMASIN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat produksi padi daerah itu telah mencapai 641 ribu ton gabah kering giling (GKG) hingga Agustus 2025 dengan proyeksi tembus 1,2 juta ton hingga akhir tahun.
Kepala DPKP Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman dikonfirmasi di Banjarmasin belum lama tadi, mengatakan pencapaian tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah provinsi dalam memperkuat ketahanan pangan, terutama di kawasan Kalimantan.
“Tahun 2024 produksi padi kita tembus 1,029 juta ton. Hingga Agustus 2025 capaian sementara sudah 641 ribu ton. Kami optimistis angka ini akan menembus 1,2 juta ton GKG tahun 2025 ini,” ujar Syamsir.
Menurut Syamsir, Kalsel menjadi provinsi paling serius dalam produksi padi dan cetak sawah di regional Kalimantan, bahkan provinsi tersebut secara konsisten menyuplai beras ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Syamsir menyebut pemerintah pusat mengalokasikan 30.000 hektare program cetak sawah untuk Kalsel. Hingga kini, lebih dari 14.000 hektare memasuki tahap konstruksi dan sisanya masuk tahap proses kontrak.
Pada pelaksanaan proyek cetak sawah, ia mengatakan Pemprov Kalsel menerapkan kebijakan tanpa uang muka demi menghindari praktik manipulatif dan memastikan kualitas pekerjaan.
“Di Kalsel tidak ada uang muka. Kalau tidak ada alat, tidak ada pekerjaan. Ini langkah kami menjaga kualitas sekaligus menutup ruang bagi mafia proyek,” ujar dia.
Syamsir pun sempat mendampingi kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Balai Perakitan dan Pengujian Pertanian (BRMP) Lahan Rawa Banjarbaru.
Ia mengatakan berharap Komisi IV DPR RI dapat mengalokasikan dukungan anggaran untuk inovasi padi apung sebagai solusi tetap memproduksi padi saat musim banjir.
Rombongan Komisi IV DPR RI yang dipimpin Mayjen TNI (Purn) Sturman Panjaitan menyoroti peran strategis Kalsel sebagai pusat inovasi pertanian rawa sekaligus penyedia benih unggul nasional.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian Komisi IV DPR RI, antara lain pengembangan padi apung sebagai solusi pertanian saat banjir. Padi apung disebut mampu menghasilkan hingga 10 ton per hektare.
Ketua rombongan Komisi IV DPR RI, Sturman Panjaitan mengapresiasi pencapaian pertanian Kalsel, terutama lahan rawa yang dinilainya sangat potensial untuk memperkuat kedaulatan pangan nasional.
“Kami datang untuk melihat langsung bagaimana inovasi pertanian rawa dikembangkan. Ini penting karena di sinilah pusat penelitian dan benih unggul yang akan disebar ke seluruh Indonesia,” kata Sturman.
Ia berkomitmen memperjuangkan dukungan anggaran bagi sektor pertanian di Kalsel, meski provinsi tersebut belum memiliki wakil di Komisi IV DPR RI.
“Walaupun Kalsel belum punya wakil di Komisi IV, tapi kami semua adalah wakil rakyat Indonesia. Kami akan memperjuangkan potensi dan kebutuhan Kalsel di pusat,” ujarnya. an/ani