
Oleh : Laila Yusrina, A.Md (Pemerhati Sosial Masyarakat)
Sebanyak 67 Kepala Madrasah se-Kota Banjarbaru berkumpul dalam rangka mengoptimalkan implementasi Kurikulum Cinta pada satuan pendidikan madrasah dalam kegiatan Penyusunan Kurikulum Madrasah yang dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka.Kemenag) Kota Banjarbaru H.Mukhlis Ridhani di Aula Integritas Kantor Kementerian Agama Kota Banjarbaru, Rabu (24/9/2025).
Mukhlis menitip pesan agar seluruh kepala madrasah tidak hanya menjadikan Kurikulum Cinta sebagai dokumen formal, tetapi sebagai gerakan nyata yang membudaya di madrasah.
“Kita ingin siswa madrasah menjadi generasi yang unggul, berkarakter, dan membawa kedamaian. Kurikulum Cinta harus hidup, bukan hanya tertulis,” tambahnya.(kalsel.kemenag.go.id,24/09/2025).
Kurikulum berbasis cinta iniditerapkan dalam sistem yang rusak, sehingga kita pun perlu mewaspadai dibalik program yang diprogramkan oleh pemerintah ini.
Sistem Pendidikan Berasaskan Sekuler
Sistem pendidikan kita sekarang berasaskan sekuler. Dan asas atau pondasi dasar dari sekuler ini adalah “memisahkan agama dari kehidupan” sehingga kita punakan tergambar kemana arah pendidikan sekarang.Yaitu, tidak menginginkan agama menjadi patokan atau aturan dalam mengatur sistem pendidikan. Agama hanya dianggap sebagai ritual semata.
Menteri Agama Nasaruddin Umarsaat dijumpai di wilayah Jakarta Utara, Jumat malam mengatakan :”Kami akan menciptakan suatu kurikulum cinta. Jujur saya melihat guru agama dalam mengajarkan agamanya, kita yang paling benar, yang lainnya salah, sesat. Jadi, apa jadinya kalau anak-anak disuguhi kebencian dalam NKRI yang sangat plural ini? Jadi, yang ada hanya toleransi semu. Kita tidak ingin menciptakan itu,”(17/1).(m.antaranews.com, 18/01/2025).
Pernyataan beliau tersebutseperti menguatkan kita bahwa kurikulum berbasis cinta ini mengarah kepada “pluralisme”.
Pluralisme agama adalah sebuah pemahaman yang diyakini oleh orang-orang liberal, yakni menempatkan kebenaran agama sebagai aspek yang relatif. Dan menempatkan agama-agama pada posisi setara, apa pun jenis agamanya.
Paham pluralisme ini sejalan dengan asas sistem sekarang yaitu sekularisme.Dimana menganggap, agama tidak perlu dijadikan aturan dalam kehidupan. Sehingga muncul sikap, ketidakbanggaan dan ketidakyakinan terhadap agama yang seharusnya agama itu menjadi asas seseorang dalam bersikap dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana bisa meningkatkan mutu pendidikan serta mengubah mentaldan karakter pelajar, jika aturan agama malah dijauhkan. Bagaimana bisa muncul rasa bangga dan cinta terhadap agama yang diyakini serta menerapkannya dalam kehidupan, jika seseorang itu menganggap semua agama benar.
Sehingga jelas bahwa programkurikulum berbasis cinta ini adalah program yang dibuat agar para pendidik serta pelajarnya tertanam paham pluralisme. Paham yang bisa merusak aqidahseorang muslim.
Sistem Pendidikan Berasaskan Aqidah Islam
Islam adalah agama yang sempurna. Dan hanya dalam Islam, yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Sehingga kita harus bangga dan meyakininya dan harus menunjukkan identitas kita sebagai seorang muslim dalam sikap dan perilaku kita.
Allah SWT berfirman :
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…. (TQS. Ali Imran : 19).
Sistem pendidikan Islam adalah sistem pendidikan dengan penerapan terbaik sepanjang masa.Hal ini dikarenakandalam sistem pendidikan Islam menanamkan pondasi dasarnya adalah “Aqidah”.
Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah adalah, hal yang pertama dan utama yangtertanam dalam diri para pendidik dan pelajar.
Sehingga dengan pondasi ini,akan menjadikan mereka selalu bersikap dan berbuat hanya untuk meraih Ridha Allah serta sesuai syariat Nya.
Dengan pondasi Aqidah Islam ini lah akan mampu menciptakan hal-hal diantaranyasebagai berikut :
Pertama, dengan pondasi Aqidah Islam ini maka akan tertanam kecintaan dan kebanggannya terhadap Islam. Sehingga seseorang akan berbuat dan bersikap sesuai Islam.
Kedua,adanya ruh semangat dalam diri seseorang dalam menjalani hidup untuk meraih Ridha Allah, termasuk dalam menuntut ilmu.
Ketiga, rasa cinta dan bangga terhadap Islammenjadikan seseorang tidak akan menghina dan mengikuti ajaran agama lain.
Inilah toleransi yang diajarkan didalamIslam.
Allah SWT berfirman :
Artinya :”Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”(TQS : Al Kafirun : 6).
Sehingga dengan kurikulumberasaskan Aqidah inilah, maka pasti akan tercipta kedamaian dan kesejahteraan baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat.Hal ini karena semuatersuasanakan dengan penuh Ketaqwaan dan Ketaatan kepada Allah, saling menghormati dan menghargai antar agama tanpa harus merusak aqidah.
Dan semua ini akan mampu diwujudkan bila didukung oleh penguasa dan negara yaitudengan penerapan sistem pemerintahan dalam kekhilafahan Islam.
Wallahu’alam bish-shawab