
BANJARMASIN – Peserta bimbingan teknis (Bimtek) Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) se-Kalimantan melakukan kegiatan tadabbur alam susur Sungai Martapura hingga Pasar Terapung Lok Baintan dengan menggunakan perahu kecil dengan kontruksi kayu atau klotok.
Wakil Sekretaris LRB-MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso, mengungkapkan kegembiraannya dapat menikmati suasana hiruk pikuk transaksi jual beli di pasar terapung yang merupakan salah satu obyek wisata ikonik di Banjarmasin (Kalimantan Selatan).
“Kegiatan susur sungai ini menjadi salah satu sarana bagi seluruh peserta pelatihan MDMC untuk belajar dan memahami tingkah polah masyarakat yang hidupnya bergantung dengan sungai. Sehingga kita harus menjaga kelestarian alam, kebersihan sungai, dan memelihara hutan,” kata dilaporkan Ahad.
Sehingga sumber daya alam yang kita miliki tersebut dapat memberikan banyak kebermanfaatan kepada kehidupan manusia.
Dikatakan, pasar terapung ini merupakan aset budaya turun temurun yang harus dilestarikan.
Di mana pasar tradisional yang berlangsung di atas sungai ini menjadi tempat transaksi jual beli yang dapat menghidupkan ekonomi lokal.
Para pedagang dengan perahu kecilnya itu menjual berbagai hasil kebun, kerajinan tangan, makanan dan kue sederhana lainnya.
Karena itu, sebagai relawan MDMC mempunyai peran penting untuk turut menjaga dan memastikan keberlangsungan ketahanan pangan di daerahnya, dan menjaga kebersihan sungai agar obyek wisata pasar apung ini dapat terus berlanjut serta dapat meningkatkan ekonomi lokal.
Hal lain yang patut diperhatikan yaitu, mengenai bagaimana pengelolaan risiko bencana apabila suatu waktu terjadi ancaman bencana di wilayah kampung pasar apung tersebut seperti banjir atau gempa bumi.
“Relawan MDMC patut menyuarakan untuk menjaga ekosistem sungai ini agar terus terjaga. Kemudian melestarikan denyut perekonomian masyarakat lokal supaya terus bertumbuh, dan juga mengupayakan langkah-langkah yang terorganisir bila terjadi bencana alam sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Budi.
Salah seorang peserta bimtek dari MDMC Kalimantan Utara, Supardi mengatakan sangat terkesan dengan kegiatan susur sungai ini. Ia mengatakan banyak sekali ilmu bermanfaat yang dapat diperoleh.
“Melalui kegiatan susur sungai ini kita bisa mempelajari potensi-potensi bencana di sepanjang aliran sungai sehingga ini menjadi PR bagi kami agar dapat mengurangi risiko bencana dan menyiapkan hal apa saja yang harus dilakukan,” ujarnya. ant