
BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan menggelar kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Stunting untuk para guru PAUD Se-kota Banjarmasin, di Rattan Inn, Senin (29/9)
Mewakili Walikota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman menyampaikan, guru PAUD berperan penting membangun generasi sehat, cerdas, berkarakter, untuk menghadapi tantangan masa depan.
“Usia dini adalah masa emas (golden age) bagi anak-anak yang sangat menentukan tumbuh kembang generasi penerus. Karena itu, penanganan stunting serta penguatan pendidikan anak usia dini yang holistik dan integratif menjadi sangat penting,” ujarnya
Menurutnya, stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga menyangkut pola asuh, stimulasi perkembangan anak, layanan kesehatan hingga lingkungan belajar yang kondusif. Oleh sebab itu, pendekatan holistik integratif yang melibatkan aspek gizi, kesehatan, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak harus menjadi perhatian bersama.
Karenanya, diklat tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional anak. “Semoga lahir sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk mencegah stunting serta mewujudkan layanan PAUD yang berkualitas, inklusif, dan holistik di Kota Banjarmasin,” pungkas Ikhsan.
Sementara, Bunda PAUD Kota Banjarmasin Hj Neli Listriani menyampaikan diklat ini sebagai mempercepat target zero stunting di tahun 2026.
“Dengan adanya diklat stunting dan pemberian makanan tambahan bagi anak-anak, harapannya angka stunting di Kota Banjarmasin dapat berkurang hingga mencapai zero stunting di tahun 2026, sesuai visi dan misi walikota yang ingin mewujudkan kota maju dan sejahtera,” jelasnya.
Ia menegaskan, upaya menurunkan angka stunting tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus dikerjakan bersama-sama, baik oleh pemerintah, tenaga pendidik, PKK, posyandu, maupun masyarakat. “Kami berkolaborasi, khususnya melalui PKK dan posyandu, agar kesehatan anak-anak dapat terus dipantau dan diberikan layanan terbaik. Semoga cita-cita kita bersama menuju zero stunting Insyaallah dapat tercapai,” tutup Neli.
Sekretaris Disdik, Ahmad Baihaqi menjelaskan, 130 guru PAUD pilihan ini diharapkan juga dapat membawa agen perubahan dalam pola asuh asih dan pola makan anak agar bisa paham dalam penanganan stunting.
“Bagi kita selain guru, peran orang tuapun juga harus tahu tentang kondisi anaknya, apakah termasuk anak stunting atau tidak sehingga mereka juga bisa mengawasi pola makannya,” kata Baihaqi. via