
Barito Kuala, 28 Agustus 2025 – Tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Program Studi Pendidikan IPA melaksanakan program pendampingan intensif bagi kelompok Agro Jamur Tukul Bersama di Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas budidaya jamur tiram sekaligus memperkuat kapasitas usaha masyarakat setempat.
Selama ini, petani jamur di Desa Danda Jaya menghadapi tantangan rendahnya produktivitas dan mutu jamur tiram. Salah satu masalah utama adalah kontaminasi pada baglog yang sering menurunkan hasil panen. Kontaminasi dapat terjadi akibat kondisi kumbung yang kurang steril, kelembapan yang tidak stabil, hingga serangan hama dan penyakit. Beberapa jenis hama dari ordo Diptera seperti Lasioptera sp. dan Bradysia ocellaris (dikenal sebagai lalat sciarid atau “lalat hitam jamur” atau nama dearah setempat lebih dikenal dengan “Bari-bari”) kerap menyerang media tanam. Larva hama ini dapat mengkontaminasi media pertumbuhan jamur sehingga pertumbuhan jamur terganggu, kualitas menurun, bahkan gagal panen.
Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, tim pengabdian ULM melakukan transfer teknologi dan pendampingan teknis. Beberapa alat penunjang seperti pH meter digital, termometer dinding, dan sistem springkle penyiraman diberikan untuk membantu pengelolaan lingkungan kumbung jamur secara lebih baik. Selain itu, pendampingan juga dilakukan pada tahap pascapanen dengan memperkenalkan inovasi growkit dan strategi pemasaran melalui platform e-commerce Shopee guna memperluas pasar.
Dalam kegiatan ini, dosen ULM, Wida Salupi M.Si., memberikan materi mengenai pemanfaatan agensia hayati Beauveria bassiana sebagai solusi ramah lingkungan untuk pengendalian hama dan penyakit jamur tiram. Pendekatan ini dinilai lebih aman dibandingkan penggunaan pestisida kimia serta mendukung keberlanjutan produksi.
Hasil dari program ini diharapkan dapat memberikan peningkatan signifikan baik pada kualitas maupun kuantitas produksi jamur tiram. Petani juga semakin terampil dalam manajemen usaha, mulai dari tahap produksi, pascapanen, hingga pemasaran digital.
“Dengan pendampingan ini, kami jadi lebih percaya diri dalam mengelola budidaya jamur tiram. Hasil panen meningkat dan pemasaran semakin luas,” ujar salah satu anggota kelompok Agro Jamur Tukul Bersama.
Selain memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Desa Danda Jaya, kegiatan ini juga menunjukkan potensi besar budidaya jamur tiram di wilayah Kalimantan Selatan secara umum. Dengan ketersediaan bahan baku lokal seperti serbuk gergaji dan limbah pertanian, ditambah tingginya permintaan pasar akan pangan sehat dan bergizi, jamur tiram berpeluang menjadi salah satu komoditas unggulan. Potensi ini dapat menjadi alternatif usaha produktif bagi masyarakat pedesaan sekaligus mendukung program ketahanan pangan daerah.
Lebih jauh, tim ULM juga menekankan pentingnya inovasi dalam peningkatan kualitas produk jamur tiram. Salah satunya melalui pengembangan growkit, yakni kemasan siap tanam yang menjadikan produk jamur lebih menarik dan bernilai tambah. Growkit tidak hanya memperpanjang rantai nilai jamur tiram, tetapi juga berfungsi sebagai cinderamata khas daerah serta sarana edukasi tentang pentingnya budidaya sayuran dengan konsep urban farming. Dengan kemasan growkit, nilai jual jamur tiram menjadi lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok tani secara signifikan.
Kegiatan pengabdian ULM ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang berupa peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Danda Jaya, sekaligus menjadi model bagi pengembangan budidaya jamur tiram berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Selain itu, program pengabdian ini juga memberikan dampak sosial yang cukup besar. Sebelum adanya pendampingan, sebagian besar petani jamur di Desa Danda Jaya masih mengandalkan metode tradisional dan belum memiliki akses yang luas terhadap informasi teknologi budidaya modern. Hal ini membuat produktivitas rendah, sementara biaya produksi relatif tinggi. Dengan adanya kegiatan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari ULM, para petani kini mulai terbiasa menggunakan peralatan sederhana namun efektif dalam mengelola kumbung jamur secara higienis dan efisien.
Program ini juga melibatkan mahasiswa sebagai pendamping lapangan. Keterlibatan mahasiswa tidak hanya memperkuat kapasitas akademik mereka dalam menerapkan ilmu di masyarakat, tetapi juga membangun hubungan sosial yang erat dengan para petani. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga bisa hadir langsung di tengah masyarakat dengan memberi solusi nyata atas permasalahan yang mereka hadapi.
Dalam aspek ekonomi, peningkatan hasil panen jamur tiram berdampak langsung terhadap pendapatan keluarga petani. Sebagian besar hasil panen yang semula hanya dipasarkan di sekitar desa kini sudah mampu menjangkau konsumen di luar daerah berkat pemasaran digital. Hal ini menandai adanya transformasi usaha tani jamur dari skala lokal menuju usaha yang lebih kompetitif. Dengan pemasaran melalui platform e-commerce, produk jamur tiram Desa Danda Jaya memiliki peluang untuk dikenal lebih luas dan bersaing di pasar nasional.
Selain itu, pengembangan produk growkit juga dinilai sangat prospektif. Growkit menjadi media pembelajaran yang menarik bagi masyarakat perkotaan yang ingin mencoba bertanam jamur sendiri di rumah. Dengan demikian, produk ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Beberapa pengunjung yang datang ke Desa Danda Jaya bahkan mengusulkan agar growkit dapat dijadikan produk wisata edukatif, yang akan semakin meningkatkan nilai tambah dan membuka peluang usaha baru di bidang agrowisata.
Dosen ULM, Wida Salupi M.Si., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang peningkatan produktivitas jamur tiram, tetapi juga tentang membangun pola pikir inovatif di kalangan masyarakat. “Kami berharap petani di Desa Danda Jaya dapat terus mengembangkan kreativitas dalam mengelola hasil pertanian. Dengan inovasi, kita bisa mengangkat potensi lokal menjadi produk bernilai tinggi yang memberi manfaat lebih luas,” ungkapnya.
Keberhasilan program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kalimantan Selatan untuk turut mengembangkan potensi lokal masing-masing. Dengan adanya dukungan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan peran aktif masyarakat, maka transformasi desa menuju kemandirian ekonomi dapat lebih cepat tercapai. Harapannya, Desa Danda Jaya bisa menjadi percontohan desa inovatif yang mampu menggabungkan pertanian, teknologi, dan pemasaran digital dalam satu ekosistem yang berkelanjutan.