Jakarta – Musim sudah berganti namun nasib buruk Manchester United bersama Ruben Amorim masih berlanjut.
Amorim datang dengan harapan besar saat Liga Inggris sudah berjalan beberapa pekan pada musim lalu. Amorim yang gemilang bersama Sporting Lisbon diyakini jadi kunci jawaban masalah Manchester United selama ini.
Namun musim perdana, yang sudah dimaklumi bakal jadi musim adaptasi, berubah jadi jauh lebih buruk dari yang bisa dibayangkan. MU memang tidak mematok gelar juara musim lalu tetapi finis lebih dekat ke zona degradasi tetaplah sebuah kesalahan yang sulit untuk dilupakan.
Musim berganti, harapan baru muncul. Sejumlah pemain baru didatangkan seiring keyakinan Amorim kini sudah lebih mengenal karakter pemain-pemain Manchester United.
Namun nyatanya, hingga empat pekan berjalan, belum ada perubahan drastis. MU masih terseok-seok dan kini bertengger di posisi ke-14, tertinggal delapan angka dari Liverpool yang jadi pemuncak klasemen.
Kedatangan pemain-pemain baru di lini depan pun belum memberikan dampak positif. MU hanya mencetak empat gol dari empat laga dan sumber gol terbanyak berasal dari gol bunuh diri yaitu dua gol.
Kisah MU makin miris karena mereka sudah tersingkir dari ajang Piala Liga. MU bertekuk lutut di hadapan Grimsby lewat adu penalti.
Di musim ini, Amorim sejatinya tidak punya banyak alasan bila MU terpuruk. Pasalnya ‘Setan Merah’ tidak bermain di kompetisi Eropa sehingga seharusnya mereka bisa lebih fokus mengerahkan semua tenaga ke kompetisi domestik.
Ruben Amorim terus menerus mengalami kegagalan saat berupaya menunjukkan formula andalannya. Ia kini jadi pelatih dengan persentase kemenangan terburuk dalam sejarah Manchester United.
Amorim sudah menangani MU selama hampir satu tahun. Namun dalam durasi tersebut, Amorim masih belum bisa menjadikan MU sebagai tim yang disegani.
Alih-alih bisa cepat beradaptasi di musim pertama dan kemudian langsung berada di level terbaik di musim kedua, Amorim kini malah seperti jalan di tempat.
Kekalahan demi kekalahan terus dialami MU. Buruknya rekor Amorim bisa dilihat dari persentase kemenangan yang ia miliki.
Amorim, dikutip dari Sky Sports, mencatat persentase kemenangan sebesar 36,17 persen. Jumlah tersebut merupakan yang terendah dibandingkan pelatih MU lainnya sejak era Perang Dunia Kedua. Dia ada di urutan ke-14.
Erik Ten Hag yang bahkan sering dihujat ada di posisi ketiga. Ten Hag mencatat 54,69 persen dalam persentase kemenangan saat ia melatih MU.
Dengan kondisi tersebut, saat ini rasanya lebih realistis berbicara masa depan Amorim di MU dibandingkan proyek-proyek dan ambisi fantastis yang pernah dikumandangkan oleh Amorim selama duduk di kursi arsitek Setan Merah. web
