
Sudah pasti semua orangtua merasa bangga melihat anaknya diwisuda menjadi sarjana dan ilmuan muda yang kreatif dan inovatif. Ada beberapa catatan penting yang perlu dijadikan bahan perenungan bagi para sarjana yang baru atau akan diwisuda.
Pertama, mengapa banyak sarjana tidak mau berpikir besar dan berpikir berbeda dengan yang lainnya, padahal hasilnya anda akan hidup besar dalam kebahagiaan. Kedua, mengapa banyak sarjana lebih memilih bekerja sebagai karyawan yang dibayar dibandingkan bekerja sendiri.
Sehingga tidak aneh lagi jika setelah diwisuda ribuan sarjana menyerbu pasar kerja, mereka hadir dengan kualifikasi dan keahlian yang sangat beragam. Anda mesti harus ukur diri ketika memasuki bursa kerja. Karena banyak di antara mereka yang lebih antusias dan siap bekerja meski dengan gaji yang rendah sekalipun.
Ironisnya, meskipun dunia kerja tidak terlalu memberikan harapan besar untuk menatap masa depan yang bahagia, namun mengapa lulusan sekolah dan perguruan tinggi (PT) masih tetap saja berpikir mencari kerja. Bahkan sebagian besar orangtua ikut mengamini bahwa sekolah atau kuliah itu untuk bekerja, bukan untuk menjadi wirausaha.

Mentalitas Wirausaha
Tidak semua orang memiliki mentalitas wirausaha. Ada dua pertanda seseorang yang memiliki mentalitas sebagai wirausaha. Pertama, jika mengeluarkan uang, selalu diikuti dengan pola pikir bagaimana sebagian uang yang keluar bisa kembali.
Ini artinya seorang yang bermental wirausaha selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk investasi dalam bentuk usaha. Kedua, jika mengerjakan sesuatu, ia selalu mempersiapkan untuk segera mencari penggantinya.
Artinya, seorang yang bermental wirausaha selalu berusaha secepatnya bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain sehingga usahanya semakin maju dan berkembang. Ia selalu berpandangan jauh ke depan tentang berbagai hal yang terkait dengan kemajuan dirinya di masa depan.
Karena itu generasi muda sekarang khususnya bagi para wisudawan yang baru saja dilantik dan dipindahkan kucirnya oleh pak rektor mesti harus mampu berpikir kritis menjadi wirausaha.
Hilangkan budaya gengsi, karena sikap mental inilah sebagai penyebab kenapa banyak generasi muda kita menganggur dan mengalami kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri. Silakan “memercik api wirausaha”, sehingga Anda akan menjadi pribadi yang berbeda.
Berpikirlah yang besar, maka Anda akan hidup besar dalam kebahagiaan, dalam prestasi, dan besar dalam pendapatan, termasuk Anda akan besar dalam jumlah teman yang dimiliki. Persoalan yang dihadapi negeri kita saat ini adalah percikan api wirausaha masih sangat lemah, sehingga banyak lulusan PT yang masih menjadi pengangguran. Berdasarkan data BPS per Februari 2025, lebih dari 1 juta sarjana di Indonesia menganggur dari total 7,28 juta penganggur nasional, dengan penyebab utamanya adalah ketidaksesuaian antara lulusan dan dunia kerja serta kurangnya kompetensi yang dibutuhkan pasar. Serta mereka menganggur karena masih pilih-pilih pekerjaan, dan disebabkan mental yang tidak kuat untuk menjadi wirausaha.
Karena itulah mengembangkan wirausaha baru dari kalangan kampus merupakan solusi terbaik yang harus dilakukan, bukan saja dalam rangka peningkatan daya saing, tetapi juga dalam rangka mengatasi masalah bangsa. Makin banyak tumbuh entrepreneur, sejatinya makin makmur pemerintahan suatu negara.
Solusi Tepat
Mengembangkan etos kewirausahaan pada generasi muda, khususnya bagi mahasiswa dan lulusan PT merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kelesuan ekonomi nasional. Hasilnya dipastikan akan mampu mereduksi kemiskinan dan pengangguran serta mampu memacu ketertarikan generasi muda untuk berwirausaha.
Namun realitas di lapangan hampir semua orang mempertanyakan untuk apa sekolah tinggi-tinggi, jika ternyata setelah lulus kuliah menjadi sarjana pengangguran. Lebih baik bekerja untuk membantu mencukupi keperluan keluarga dari pada menjadi sarjana tetapi menganggur. Padahal semakin banyak lulusan PT yang menjadi wirausaha akan bisa mempercepat pemulihan ekonomi.
Dalam bahasa kepemimpinan, seorang pemimpin ibarat memiliki tipologi api, dimana api diperlambangkan sebagai seorang yang selalu tampil berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.
Oleh karena itu diharapkan kepada seluruh mahasiswa yang pada saat ini sedang menimba ilmu pengetahuan, dan juga kepada para sarjana yang baru saja diwisuda namun masih berstatus sebagai penganggur pemula, agar mengubah pandangan dan gagasan baru yang kritis.
Untuk mendapatkan penghasilan besar dan hidup bahagia, banyak alternatif yang bisa dilakukan jika dibanding dengan 20 tahun yang lalu. Kini zaman sudah serba maju dan canggih, tidak ada hambatan yang berarti untuk berkiprah dalam bisnis. Mengapa Anda masih terkungkung dengan pola tradisional? Sudah waktunya Anda mempersiapkan diri bahwa kesuksesan itu ditentukan oleh diri sendiri.
Kita harus percaya bahwa tidak ada sukses yang kebetulan, nasib di tangan kita sendiri. Idealnya makin maju peradaban, makin banyak anak muda yang sukses lebih cepat, bukan sebaliknya menjadi generasi muda pesimis yang banyak bicara namun sedikit kerja.
Menjadi seorang wirausaha memiliki daya tarik dan tantangan tersendiri, namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus ditanggungpun lebih tinggi. Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk memulai usaha. Mari kita sama-sama menggesa untuk memulai bisnis sesegera mungkin! Sebaik-baiknya bisnis adalah bisnis yang dibuka, bukan bisnis yang dihitung.
Dan terakhir, kunci sukses berwirausaha adalah anda harus mampu menjalankan tiga prinsip yakni, mengetahui pengetahuan yang harus diketahui, menguasai kemampuan yang harus dikuasai, dan mengerjakan pekerjaan yang harus dikerjakan, insyaAllah Anda akan sukses berbisnis. Selamat berjuang, semoga kesuksesan menyertai Anda semua. Aamiin