
PARINGIN-Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan wilayah rawan bencana seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan dan lahan.
Sehingga dibutuhkan upaya serius dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat, seperti yang dilakukan Badan Penanggulangan Bemcana Daerah (BPBD) dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap risiko bencana. Namun, penyampaian informasi dan edukasi selama ini masih dominan menggunakan cara konvensional sehingga belum maksimal
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Balangan, Jumaidil Hairi mengatakan, pemanfaatan teknologi digital dalam penyampaian dan penyebarluasan indormasi dan edukasi bencana saat ini masih belum maksimal, padahal potensinya besar untuk menjangkau masyarakat secara lebih cepat, luas, dan interaktif.
Permasalahan ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti informasi tidak menjangkau semua wilayah, media informasi dan edukasi bencana masih bersifat konvensional (poster, leaflet, spanduk), yang mengakibatkan informasi dan edukasi bencana belum bisa secara luas tersampaikansehingga mengakibatkan rendahnya partisipasi masyarakat terhadap risiko bencana.
“Lemahnya pemanfaatan teknologi digital dalam penyebarluasan informasi dan edukasi bencana ini berdampak terhadap tingginya risiko bencana yang terjadi,” ujar Jumaidil, kemarin.
Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa untuk menjawab isu tersebut, digagas pengembangan Sistem Informasi Penanggulangan Bencana (SIGAB) berbasis platform digital sebagai media penyampain informasi kebencanaan yang lebih cepat, luas, dan interaktif.
“Langkah Utama ini meliputi pembentukan Tim Media SIGAB, pelatihan aparatur, pembuatan platform digital, serta produksi dan distribusi informasi edukatif,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tujuan dibentuknya SIGAB ini, adalah meningkatkan efektifitas penyampaian informasi dan edukasi berbasis platform digital melalui media sosial, dalam penyampaian informasi bencana
Maka untuk itu ia dibentuk Tim Media SIGAB, sebagai motor penggerak menyampaikan dan meyebarluaskan informasi, edukasi berbasis platform digital melalui media sosial.”Dengan harapan dapat memperluas jangkauan distribusi informasi dan edukasi BPBD yang aktif dan terpercaya dalam melakukan pencegahan dan kesiapsiagaan,” jelasnya.
Hadirnya SIGAB juga dinilai mampu meningkatkan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dan menurunkan Indeks Risiko Bencana (IRB) di Kabupaten Balangan.
Isu ini diangkat oleh Jumaidil Hairi dalam Diklat PKA Angkatan II Tahun 2025 dengan judul “Membangun Kesadaran Masyarakat Melalui Sistem Informasi Penanggulangan Bencana (SIGAB) Berbasis Flatform Digital Pada Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Balangan”.
Jumaidil mengharapkan, aksi perubahan ini dapat memberikan perubahan nyata terhadap pola komunikasi kebencanaan dan meningkatkan peran serta masyarakat, sehingga masyarakat lebih sadar, tanggap, dan siap menghadapi bencana, informasi dan edukasi bencana dapat lebih cepat, luas, dan mudah dipahami, serta BPBD menjadi sumber informasi kebencanaan yang terpercaya dan responsif, dan pada akhirnya terbentuknya budaya kesiapsiagaan berbasis komunitas secara berkelanjutan.{[relmb03]}