
BANJARMASIN – Lanjutan pembangunan Jembatan Cemara Ujung – Sungai Andai (CUSA) terpaksa ditunda lantaran adanya perubahan aturan dalam proses pengadaan.
Dijelaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, perubahan dalam sistem lelang membuat pihaknya juga harus melakukan penyesuaian dokumen- dokumen baru yang semula E-purchasing agar sesuai dengan sistem mini kompetensi.
“Jadi perlu waktu sedikit untuk kami mempersiapkan dan menyesuaikan dokumen-dokumen dengan aturan yang baru,” kata Suri, Rabu (10/9).
Selain itu, saat ini bangunan dari jembatan penghubung dua kelurahan itu masih dalam pemeliharaan oleh kontraktor sebelum dilanjutkan kembali.
“Di samping itu, menurut Suri kondisi Jembatan Cusa di sisi Sungai Andai yang mengalami amblas juga turut jadi kendala.
Suri menjelaskan karena lokasi oprit itu berada di tumpukan banyu. Membuat tanah belum stabil hingga berpengaruh pada Dinding Penahan Tanah (DPT) dan akhirnya amblas.
“Nanti itu bagian yang harus dipelihara oleh kontraktor karena masih dalam pemeliharaan,” ujarnya.
Seiring dengan terjadinya kondisi itu lanjutnya, PUPR Kota Banjarmasin pun kembali melakukan analisis kajian terhadap oprit jembatan bersama Fakultas Teknik ULM.
“Harus ada penguatan terhadap oprit jembatan terutama di sisi Sungai Andai. Sehingga harapan kami, oprit di sejumlah jembatan kita ke depan tidak terlalu cepat turun,” tuturnya.
Umumnya jembatan di kota ini mengalami penurunan karena memang dua kontruksi yang berbeda dan tak berhubungan antara abutment dengan oprit,” katanya.
Ada kemungkinan lanjutnya, untuk penguatan kontruksi oprit nantinya bisa menambah mini pile agar lebih padat dan masif untuk oprit jembatan tersebut.
Suri memastikan pertengahan September 2025 ini, sudah bisa berkontrak untuk lanjutan pengerjaan pembangunan yang kali ini fokus pada pemasangan bagian kerangka baja hingga jembatan bisa tersambung.
“Termasuk memperbaiki bagian oprit di sisi Sungai Andai yang kondisinya amblas,” imbuhnya.
Sementara anggaran untuk pembangunan tahap kedua ini, ia membeberkan hanya sekitar Rp. 2,4 miliar karena fokus pemasangan kerangka baja. “Di tahun 2026 kita usulkan lagi untuk finishingnya,” pungkasnya. via