
JAKARTA – Direktur PT HM Sampoerna bk Elvira Lianita mengungkapkan digitalisasi membawa dampak signifikan terhadap usaha warung kelontong. Bahkan, ada pengusaha yang omzetnya meningkat hingga 200 persen setelah beradaptasi dengan teknologi.
“Tidak bisa dihindari digitalisasi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk bisa mempertahankan usaha, termasuk UMKM. Apa yang dilakukan oleh Sampoerna adalah meng-connect toko-toko kelontong ini di dalam aplikasi yang kita namakan AYO SRC yang sudah kit launch sejak 2019,” ujar Elvira dalam acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Smesco Convention Hall, Jakarta Selatan.
Salah satu contoh keberhasilan digitalisasi adalah anggota SRC bernama Ningsih, yang sebelumnya kesulitan mengadopsi teknologi. Dengan bantuan keluarga, ia akhirnya terbiasa menggunakan aplikasi AYO SRC dan merasaka manfaatnya.
“Akhirnya karena terbiasa, beliau akhirnya sekarang sudah bisa menggunakan aplikasi AYO SRC ini, dan alhamdulillah dengan berubah kepada digital, mulai fokus juga kepada digital, maka omzetnya naik 200 persen,” ujarnya.
Menurut Elvira, kenaikan omzet itu terjadi karena pemilik toko dapat menghemat waktu untuk mengelola stok, memesan barang tanpa harus menutup toko, dan melakukan pencatatan inventaris melalui aplikasi.
Ia mencatat saat ini sekitar 250 ribu anggota SRC telah memanfaatkan digitalisasi dan 90 persen di antaranya menggunakan aplikasi tersebut untuk menjalankn usahanya.
Dalam kesempatan sama, Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Dony Oskaria menyebut UMKM harus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal. Ia mencontohkan pengalaman keluarganya yangkehilangan bisnis karena enggan beralih ke digital. cnn/mb06