
BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Operasi ini kami rencanakan 10 hari ke depan menggunakan Pesawat Casa dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, di dukung penuh Lanud Sjamsudin Noor,” kata Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Edison Kurniawan, Kamis (14/8).
Ia mengatakan, Pesawat Casa terbang hingga dua kali dalam sehari dengan menabur 800 kilogram NaCl garam. BMKG memilih saat ini untuk modifikasi cuaca berdasarkan potensi ketersediaan awan yang optimum di wilayah Kalsel.
Sehingga, ketika di tabur garam yang berfungsi menyerap uap air di atmosfer maka semakin berat dan terbentuk awan yang diharapkan bisa terjadi hujan.
“OMC adalah upaya pencegahan supaya tidak terjadi kebakaran lahan, karena dengan hujan maka lahan menjadi basah tentu sulit api menyala,” ujarnya.
Edison mengungkapkan, hasil monitoring tinggi muka air tanah pada lahan gambut pada 13 Agustus masih potensi tinggi terjadi karhutla.
Ia menyebutkan, 65 persen area gambut yang tersebar di tujuh wilayah kabupaten, yakni Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, dan Barito Kuala kondisi tinggi muka air tanah 0 hingga 40 sentimeter di bawah permukaan tanah.
Sedangkan sisanya kurang dari 40 centimeter dan berpotensi terus menyusut hingga kering sehingga rawan terjadi karhutla, terlebih pada puncak musim kemarau yang di prediksi terjadi September mendatang.
“Maka penting lahan gambut ini selalu basah agar tidak mudah terbakar, karena jika kering maka ketika muncul titik api sulit dipadamkan,” jelasnya.
Sementara, Komandan Lanud Sjamsudin Noor Kolonel Pnb Suparjo mengaku siap mendukung penuh dari aspek personel, fasilitas, maupun sarana prasarana, sehingga seluruh kegiatan OMC dapat berjalan aman, lancar dan sesuai rencana. “Jaga selalu koordinasi yang baik, dan tentunya mengutamakan faktor keselamatan,” pungkasnya. ant

