
BANJARMASIN – Akses jalan utama titian di Kampung Hijau Banjarmasin akhirnya ambruk pada Rabu (6/8) petang. Akses jalan satu-satunya warga setempat itu sudah tak kuat menahan beban karena mengalami kerusakan yang parah.
Kejadian inipun membuat warga kaget. Pasalnya saat itu menjelang magrib dan warga bersiap ingin melaksanakan ibadah. Bahkan, ada warga yang kebetulan lewat ikut tersebur ke sungai. Akibat peristiwa ini, beberapa rumah warga kehilangan akses jalan.
Sebelum kejadian, warga setempat khususnya di RT 2 dan RT 3 sering mengeluhkan kondisi titian yang melandai dan menjorok sungai. Bahkan pada 2024, warga meminta pemerintah kota agar segera memperbaiki, mengingat kondisi titian yang sangat membahayakan.
“Sudah sangat memprihatinkan dan hari ini akhirnya titiannya ambruk,” kata Rizkan, salah satu warga yang berada di lokasi saat kejadian.
Warga lainnya, Kurniadi, mengaku sempat mengira terjadi gempa bumi saat rumahnya bergetar hebat.
Kondisi titian yang sudah miring dan sering terendam air sungai saat pasang semakin memperparah risiko.
“Sudah beberapa tahun memang mulai miring, tapi makin ke sini makin parah sampai akhirnya roboh,” ujar Kurniadi.
Akibat insiden ini, aktivitas warga terganggu total. Selain terisolir, pasokan air ledeng dan aliran listrik di sejumlah rumah ikut terputus.
Sementara, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Damayanti, menjelaskan bahwa perbaikan direncanakan tahun ini dengan segmen sepanjang 68 meter.
Namun, pascaambruk, kerusakan meluas lebih jauh dari perkiraan awal.
“Perbaikan akan dilakukan sesuai dengan APBD murni yang dimiliki Dinas PUPR,” ujarnya.
Karena ini juga, pihaknya kembali mendata kondisi eksisting untuk menghitung kebutuhan biaya perbaikan. Saat ini, estimasi sementara untuk beberapa lokasi perbaikan mencapai Rp2 miliar lebih.
Menurut Damayanti, ambruknya titian disebabkan kondisi struktur yang sudah miring dan abrasi arus sungai.
“Pengerjaan sebelumnya hanya memotong bagian atas titian, belum sampai ke bagian bawah. Bagian bawah yang runtuh ini kemungkinan menggantung, ditambah aktivitas warga di atasnya dan gerakan air di bawah, sehingga menyebabkan ambruk,” jelasnya.
Sebagai langkah darurat, Dinas PUPR Kota Banjarmasin membuat akses sementara untuk dua rumah yang kini tidak dapat dijangkau.
Sedangkan penerangan umum juga akan dipasang di jalan darurat yang melewati area kuburan, agar warga tetap bisa beraktivitas.
Dampak dari ambruknya titian ini dirasakan oleh delapan rumah, enam di antaranya masih bisa diakses, sedangkan dua rumah lainnya sempat terisolasi. via