Kamis, Agustus 14, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Benjolan Tiroid Ternyata Bisa Diatasi Tanpa Operasi, Ini Caranya

by Mata Banua
5 Agustus 2025
in Mozaik
0
D:\2025\Agustus 2025\6 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\benjolan.jpg
(foto:mb/web)

Kelenjar tiroid yang kecil dan terletak di leher bagian depan mungkin tampak sepele. Namun, perannya sangat vital bagi tubuh.

Kelenjar ini memproduksi hormon tiroid seperti T3 dan T4 yang berpengaruh langsung pada metabolisme, detak jantung, suhu tubuh, hingga kesehatan kulit dan rambut. Ketika fungsi tiroid terganggu, dampaknya pun bisa merembet ke banyak sistem tubuh.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\14 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Kamis\5 air.jpeg

5 Air Rebusan Daun dan Teh Ini Bisa Kempeskan Perut Buncit

13 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\14 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Kamis\otak.jpg

Otak Sehat Berprestasi, Isi Kotak Bekal Anak dengan 6 Makanan Ini

13 Agustus 2025
Load More

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dan diabetes Eka Hospital BSD, Dicky Levenus Tahapary menjelaskan, penyakit tiroid bisa hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah benjolan atau nodul tiroid.

“Benjolan tiroid yang jinak memang tidak berbahaya secara langsung, tapi kalau ukurannya besar bisa mengganggu fungsi menelan, bernapas, bahkan menurunkan rasa percaya diri karena mengganggu penampilan,” jelas Dicky saat temu media di kawasan Jakarta Pusat, Senin (28/7).

Dicky juga menjelaskan, tiroid yang bermasalah bisa menyebabkan gejala ringan seperti lemas, berat badan naik atau turun tanpa sebab, hingga gangguan siklus menstruasi. Tapi, bila sudah membentuk benjolan, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan sifatnya jinak atau ganas.

Selama ini, tiroidektomi atau operasi pengangkatan kelenjar tiroid menjadi solusi utama untuk benjolan tiroid.

Tapi, operasi bukan tanpa risiko, selain membutuhkan sayatan besar, masa pemulihan yang lama dan kemungkinan gangguan hormon pascaoperasi membuat beberapa pasien merasa enggan.

Kini, teknologi medis menawarkan pilihan baru yang lebih minim risiko, yakni dengan menggunakan radio frequency ablation (RFA). Prosedur ini menggunakan energi panas dari gelombang radio frekuensi untuk menghancurkan sel-sel di dalam benjolan, tanpa mengangkat seluruh kelenjar.

“Prosedur ini tidak membutuhkan sayatan besar, cukup tusukan kecil dengan panduan USG, lalu kita arahkan energi panas tepat ke dalam nodul,” terang Dicky.

“Hasilnya, benjolan mengecil, fungsi tiroid tetap terjaga, dan pasien bisa langsung pulang di hari yang sama,” jelasnya lagi.

Dia merinci, RFA saat ini memang menjadi solusi ideal untuk pasien dengan nodul tiroid jinak, terutama jenis tiroid yang:

– telah dikonfirmasi jinak lewat biopsi jarum halus (FNAB)

– mengalami gejala tekanan seperti susah menelan atau sesak napas,

– merasa terganggu secara estetika karena benjolan terlihat jelas,

– tidak cocok atau menolak menjalani operasi,

– memiliki nodul yang menyebabkan hipertiroidisme (nodul aktif).

“Tapi perlu diingat bahwa RFA bukan untuk semua kondisi. Misalnya pada pasien hamil, nodul yang dekat dengan struktur vital seperti pita suara, atau bila nodul masih belum terdiagnosis jelas, prosedur ini sebaiknya ditunda,” kata dia.

Perlu pengawasan dokter

Dalam kesempatan itu, Dicky menjelaskan bahwa prosedur RFA berlangsung sekitar 30-60 menit.

Setelah anestesi lokal, dokter memasukkan jarum kecil ke nodul dan mengalirkan energi radiofrekuensi hingga sel-sel benjolan hancur.

Pasien hanya akan mengalami rasa nyeri lokal atau memar ringan, dan biasanya bisa langsung beraktivitas keesokan harinya.

“Risiko komplikasi RFA sangat kecil, apalagi kalau dilakukan oleh dokter yang memang berpengalaman. Tapi, tetap harus ada evaluasi menyeluruh sebelum memutuskan tindakan ini,” ujar Dicky.

Dia juga menyebut, meski RFA umumnya tidak digunakan untuk kanker tiroid, tapi ada pengecualian. Dalam kasus tertentu seperti mikrokarsinoma tiroid (kanker sangat kecil) atau kanker yang kambuh di lokasi sulit dijangkau operasi, RFA bisa menjadi alternatif dengan pertimbangan khusus.

“Namun, keputusan ini tidak bisa diambil sendiri. Diskusi bersama tim medis menjadi kunci agar prosedur ini dilakukan dengan aman dan tepat sasaran,” kata dia. web

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA