
BANJARMASIN – Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin melalukan pemetaan atas destanasi wisata di kota ini. Pemetaan ini untuk mengetahui potensi sekaligus mengevaluasi destinasi wisata, sebagai upaya penyegaran.
Diungkapkan Plt Kadisporapar Banjarmasih, Fitriah, evaluasi juga untuk menyesuaikan dengan trend pariwisata global saat ini.
Dia menjabarkan, ada tiga strategi utama yang menjadi program. Pertama melakukan audit menyeluruh terhadap destinasi yang sudah ada. Termasuk destinasi wisata berbasis masyarakat yang pernah masuk dalam SK Wali Kota.
“Evaluasi ini untuk menentukan kelayakan dan potensi pengembangan lebih lanjut terhadap destinasi wisata,” katanya.
Kedua, eksplorasi potensi baru dan diversifikasi produk wisata. Kota Banjarmasin disebut memiliki kekayaan lokal yang belum tergali maksimal. Seperti potensi alam sungai yang sebenarnya sangat langka.
Karena inilah maka pemetaan potensi baru akan difokuskan terhadap wisata kuliner halal dan otentik. Lalu wisata budaya dan sejarah tersembunyi. Termasuk pengembangan kampung tematik yang akan digerakkan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
“Trend wisata hari ini menuntut pengalaman yang personal, otentik, dan berbasis kearifan lokal. Itu yang ingin kami angkat,” kata Fitriah.
Menurutnya, pengembangan pariwisata bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Hal ini harus memperkuat sinergi dengan berbagai elemen perguruan tinggi, pelaku usaha pariwisata, komunitas lokal, dan Pokdarwis.
Selain itu, membangkitkan kesadaran dan peran masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata.
“Trend wisata akan mengacu pada pengalaman yang personal, otentik, dan berbasis kearifan lokal,” kata Fitriah.
“Yang pasti, pariwisata bukan hanya tentang mengundang wisatawan datang, tapi soal bagaimana kita, sebagai warga kota, terlibat aktif menciptakan pengalaman yang bermakna bagi mereka,” tutupnya. via