
BANJARMASIN- Sebuah langkah konkret menuju pemberdayaan ekonomi lokal kembali diambil Pemerintah Kota Banjarmasin. Tiga koperasi kelurahan resmi diluncurkan dalam acara peresmian “Koperasi Merah Putih”, yang digelar di Ruko jalan Sutoyo S, Kota Banjarmasin, Senin (21/07) pagi.
Kegiatan ini bukan sekadar seremonial belaka. Di balik peluncuran ini, tersimpan harapan besar untuk menekan inflasi, menurunkan angka kemiskinan, serta memperkuat ekonomi kerakyatan dari akar rumput.
“Kita tidak ingin koperasi ini hanya nama, tapi benar-benar hidup. Koperasi ini hadir untuk menjawab tantangan perekonomian warga,” tegas Wali Kota Banjarmasin H. Muhammad Yamin HR di hadapan unsur Forkopimda dan seluruh pimpinan SKPD.
Ia menyebut, dari total 52 kelurahan yang ada, baru tiga yang menjadi percontohan koperasi berbasis kelurahan ini. Namun ia optimis, inisiasi ini akan bergulir luas dan berdampak nyata. “Kita ingin koperasi-koperasi ini mampu bersinergi langsung dengan pemerintah kota dalam mengatasi persoalan harga kebutuhan pokok dan membuka akses usaha bagi masyarakat kecil,” tambahnya.
Peluncuran koperasi ini bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional yang tahun ini menjadi momentum khusus, seiring dengan program nasional pembentukan 80.000 Koperasi Merah Putih yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Program ini merupakan implementasi langsung dari Asta Cita ke-6, yaitu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Wali kota Banjarmasin yang meresmikan langsung koperasi tersebut, menekankan pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan koperasi.“Koperasi bukan hanya tempat menabung dan meminjam, tapi harus jadi penggerak ekonomi. Kelola koperasi ini secara terbuka, akuntabel, dan libatkan masyarakat. Ini rumah kita bersama,” lugasnya.
Lebih dari itu, keberadaan koperasi kelurahan diharapkan menjadi simbol gotong royong baru di era modern. Menurutnya, di tengah gempuran pasar modern dan persaingan harga yang tak menentu, koperasi lokal mesti hadir sebagai penyeimbang sekaligus pelindung ekonomi rakyat kecil.
Data dari Pemkot Banjarmasin menunjukkan bahwa sebagian besar warga masih tergantung pada sektor informal dengan akses modal dan pasar yang terbatas. Dengan koperasi berbasis kelurahan, diharapkan masyarakat tak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen yang berdaya dan mandiri.
“Salah satu misi kita adalah memutus lingkaran kemiskinan dengan menciptakan peluang usaha yang adil dan berkelanjutan. Koperasi ini adalah jawabannya,” tutur Yamin.
Pemerintah Kota Banjarmasin berencana memperluas pendirian koperasi kelurahan secara bertahap hingga mencakup seluruh wilayah. Tidak hanya sebagai tempat simpan pinjam, koperasi juga akan dikembangkan menjadi unit bisnis produktif seperti distribusi sembako, pengolahan hasil UMKM, hingga platform dagang digital lokal.Wali kota menutup acara dengan ajakan tegas namun inspiratif.
“Mari kita jadikan koperasi ini bukan hanya milik pemerintah, tapi milik kita bersama. Ekonomi kita, masa depan kita.” pungkasnya.via/rds