Tim bola basket Dewa United Banten mengangkat trofi juara usai mengalahkan Pelita Jaya Jakarta pada laga ketiga final Indonesian Basketball League (IBL) 2025 di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta, Minggu (20/7). Dewa United Banten mengalahkan Pelita Jaya Jakarta dengan skor 74-73 dan berhasil meraih juara IBL 2025 usai menang agregat 2-1.(foto:mb/ant)
Jakarta – Kepala pelatih Dewa United Banten Pablo Favarel menyebut kunci timnya mennjuarai IBL 2025 bukan sekadar soal strategi, tetapi buah dari semangat juang dan hati besar para pemain yang pantang menyerah.
“Hasil pertandingan ini menunjukkan seperti apa hati dan tekad yang dimiliki para pemain, karena kami sempat tertinggal dua digit. Mereka (Pelita Jaya) hampir mematahkan kami, tapi para pemain ini tidak menyerah. Mereka tidak menyerah di kuarter keempat dan ini adalah hasilnya,” kata Favarel usai kemenangan Dewa United atas Pelita Jaya Jakarta 74-73 di GMSB Kuningan Jakarta, Minggu.
Favarel memberikan apresiasi mendalam atas perjuangan anak asuhnya usai memastikan gelar juara IBL 2025 lewat kemenangan dramatis atas Pelita Jaya Jakarta di pertandingan ketiga final.
Pelatih asal Argentina itu mengungkap bahwa awal musim tidak berjalan mulus bagi timnya. Dewa United memulai musim dengan dua kemenangan dan tiga kekalahan. Namun, kebangkitan perlahan hadir berkat tekad kuat para pemain yang tidak menyerah dan terus mengedepankan kepentingan tim di atas ego pribadi.
“Titik baliknya, kami memulai musim dengan 2-3 (dua kali menang, tiga kalah). Kami kalah di tiga dari lima laga pertama. Lalu kami menang di 19 dari 21 laga terakhir karena para pemain tidak menyerah. Para pemain terus bertarung. Para pemain terus menempatkan tim di atas agenda pribadi mereka,” kata Favarel.
Mengenai laga final yang menegangkan, Favarel menyoroti mentalitas luar biasa anak asuhnya yang mampu membalikkan keadaan di kuarter keempat, meski tertinggal dua digit dari Pelita Jaya. Menurutnya, kebangkitan itu sepenuhnya merupakan cerminan karakter para pemain, bukan karena keputusan taktis semata.
“Berapa besar kredit yang layak didapat para pemain. Kami tertinggal dua digit, mereka bisa saja menyerah, tapi mereka tidak melakukannya. Mereka terus bertarung. Itu tidak ada hubungannya dengan saya karena itu hati mereka, itu kemauan mereka, terlepas dari keputusan apa pun yang saya ambil,” tutur dia.
Sebagai pelatih, Favarel merasa bangga bisa menyaksikan perjuangan timnya dari sisi lapangan. Baginya, keberanian dan tekad pemain adalah sesuatu yang tak bisa diajarkan. Favarel mengatakan bahwa ia bersyukur bisa menjadi pelatih dari tim yang memiliki semangat sebesar itu.
“Menyaksikan dari sisi lain sangat memuaskan sebagai pelatih melihat para pemain dengan hati sebesar ini yang tidak menyerah. Bahkan jika kami tidak menang, itu adalah hal luar biasa untuk melihat bagaimana mereka bertarung. Saya pikir itu adalah sesuatu yang tidak bisa diajarkan dan saya sangat diberkati bisa menjadi pelatih dari para pemain ini,” kata dia. ant