Jumat, Juli 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Pentingnya Guru Terlatih Bimbingan Konseling

by Mata Banua
17 Juli 2025
in Opini
0
D:\2025\Juli 2025\18 Juli 2025\8\8\master opini.jpg
(Foto :mb/web)

Oleh : Maila Dinia Husni Rahiem (Guru Besar Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesejahteraan Sosial di UIN Syarif Hidayatullah)

Di balik setiap ruang kelas, tersembunyi peran guru yang jauh melampaui tugas akademik. Guru bukan sekadar penyampai materi pelajaran, tetapi juga sosok utama yang membantu siswa memahami diri, menata emosi, dan menemukan arah hidup mereka. Sayangnya, masih banyak pihak yang memandang bahwa tugas ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru bimbingan konseling (BK). Padahal, kenyataannya guru-guru kelas di SD maupun guru mata pelajaran di SMP dan SMA adalah mata dan telinga pertama yang melihat dan merasakan dinamika emosi siswa setiap hari.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\18 Juli 2025\8\8\foto opini 1.jpg

Menjamin Kualitas Pangan dari Negara

17 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\17 Juli 2025\8\8\Ricky Marpaung.jpg

Urgensi Sekolah Rakyat: Untuk Siapa?

16 Juli 2025
Load More

Dalam praktik keseharian, seorang guru Bahasa Indonesia dapat menangkap sinyal kegelisahan siswa melalui karangan sederhana. Guru seni mampu membaca suasana hati anak lewat sapuan kuas di atas kertas. Guru sejarah mungkin menjadi yang pertama menyadari ketika seorang siswa tiba-tiba enggan berdiskusi, menarik diri, atau kehilangan semangat. Semua momen kecil ini hanya dapat terjawab dengan baik jika guru memiliki kepekaan emosional serta keterampilan dasar bimbingan yang terlatih.

Krisis Rasio dan Kebutuhan Kolaborasi

Menurut data World Health Organization (WHO, 2021), sekitar satu dari tujuh anak usia sekolah menghadapi tantangan psikologis serius seperti stres, kecemasan, bahkan depresi. Sayangnya, rasio ideal satu guru BK mendampingi 150 siswa masih jauh dari kenyataan di banyak sekolah. Di beberapa sekolah, seorang guru BK bahkan harus menangani ratusan hingga ribuan siswa. Deteksi dini dan pendampingan emosional tentu mustahil dilakukan secara optimal jika beban sebesar itu dipikul sendirian.

Lebih memprihatinkan lagi, di tingkat sekolah dasar (SD), keberadaan guru BK masih dianggap belum sebagai kebutuhan penting. Padahal, sejak usia dini, anak-anak justru sangat membutuhkan pendampingan untuk membentuk karakter mereka, sekaligus dukungan ketika muncul masalah emosional atau mental. Tidak jarang kita mendengar kisah anak-anak yang membawa beban perasaan berat ke sekolah, tetapi tidak memiliki ruang untuk bercerita dan mendapatkan bantuan.

Keterbatasan inilah yang membuat keterlibatan semua guru menjadi sangat mendesak. Kolaborasi erat antara guru BK, guru mata pelajaran, dan guru kelas di SD harus menjadi budaya sekolah. Guru yang setiap hari bersama siswa berperan penting sebagai pendeteksi awal perubahan sikap, sedangkan guru BK tetap menjadi rujukan untuk penanganan lanjutan yang membutuhkan pendampingan lebih mendalam. Dengan demikian, tanggung jawab membentuk karakter dan menjaga kesehatan mental anak benar-benar menjadi tanggung jawab bersama.

Inspirasi dari Negara dengan Pendidikan Terbaik

Jika melihat praktik baik di negara-negara dengan sistem pendidikan terbaik, seperti Finlandia, semua guru dibekali keterampilan dasar untuk merawat kesejahteraan mental anak. Guru di sana memahami bahwa mendampingi emosi dan membangun karakter adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar. Australia pun menerapkan hal serupa, di mana guru secara rutin membuka ruang diskusi untuk membicarakan kondisi emosional siswa di kelas. Di Amerika Serikat, Model ASCA (American School Counselor Association) bahkan menekankan pentingnya kerja sama antara konselor sekolah dan guru untuk mendeteksi tantangan psikososial sejak dini.

Prinsipnya sama: pendidikan yang berkualitas selalu tumbuh dari ruang belajar yang menyehatkan hati dan pikiran.

Pelatihan BK Hebat: Bekal Nyata untuk Semua Guru

Beruntung, di Indonesia kesadaran akan pentingnya bimbingan konseling bagi semua guru mulai tumbuh dan terus diperkuat. Salah satu langkah nyata yang kini dijalankan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah Pelatihan BK Hebat yang dirancang untuk membantu guru memiliki keterampilan bimbingan dasar yang tepat. Melalui program ini, para guru diperkenalkan pada Tujuh Jurus BK Hebat—panduan praktis agar guru kelas maupun guru mata pelajaran dapat mendeteksi masalah sejak dini, mendampingi siswa, dan membangun suasana belajar yang aman secara emosional.

Menariknya, pelatihan ini bukan hanya ditujukan untuk guru BK saja, tetapi juga menjangkau seluruh guru di sekolah. Guru diajak mengasah keterampilan praktis seperti mendengar aktif, berempati, membantu siswa menamai dan meredakan emosi, serta menumbuhkan daya lenting ketika menghadapi kegagalan. Dengan bekal ini, guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang mendukung, inklusif, dan membuat siswa merasa diterima, didengar, serta tidak merasa sendirian ketika menghadapi tekanan belajar.

Tentu saja, upaya ini perlu diikuti kebijakan yang mendukung. Beban administrasi guru perlu dikurangi agar waktu dan energi mereka tidak habis untuk laporan semata, tetapi benar-benar dialokasikan untuk mendampingi siswa. Materi pelatihan juga harus terus diperbarui agar tetap relevan, mudah dipahami, dan benar-benar bermanfaat dalam praktik di kelas.

Menuju Pendidikan yang Menyentuh Hati

Pendidikan sejati tidak berhenti pada deretan angka di rapor. Pendidikan adalah tentang menemani anak menata hidupnya, membantu mereka memahami perasaan sendiri, bangkit dari kegagalan, dan tumbuh menjadi pribadi tangguh yang menghargai orang lain. Di sinilah letak peran guru yang terlatih bimbingan konseling: menjadi pendengar pertama, pemberi pertolongan pertama untuk kesehatan mental siswa, sekaligus pembimbing karakter anak di setiap tahap perkembangannya.

Kini saatnya setiap ruang kelas menjadi ruang aman bagi tumbuh kembang karakter anak Indonesia. Di tangan guru-guru yang peka, terlatih, dan saling bersinergi, pendidikan Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi rumah kedua yang benar-benar mendidik hati, menguatkan jiwa, dan menyiapkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan zaman. (detiknews)

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA