
JAKARTA – Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin mengikuti Rapat Perpanjangan Runway Syamsudin Noor dan Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam Kotabaru di Ruang Rapat Mulawarman Lantai IV Gedung Karsa Kemenhub, Jakarta, Rabu (16/7).
Rapat dipimpin Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub, Ir Lukman F Laisa terkait pengembangan dua bandara yang berada di Kalsel yaitu Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru dan Bandara Gt Syamsir Alam di Kotabaru.
Sehubungan status bandara internasional Syamsudin Noor, Gubernur H Muhidin pun membahas tentang beberapa penerbangan internasional yang difasilitasi pesawat berbadan lebar dengan kapasitas penumpang banyak, tentu membutuhkan prasarana landasan yang panjangnya mencukupi.
Panjang Runway Bandara Syamsuddin Noor saat ini sepanjang 2.500 meter dan lebar 45 meter, rencana penambahan runway sesuai dengan Master Plan Bandara (KP 2033 Tahun 2018) adalah 500 meter dengan estimasi biaya sekitar Rp356 milyar.
“Kami berada di Kemenhub RI bersama Dirjen Perhubungan Udara, Ir Lukman F Laisa dan Direktur Angkasa Pura I, Yanindya Bayu Wirawan membahas permasalahan tentang perpanjangan runway di Kalsel,” kata Gubernur H Muhidin usai pertemuan.
Selain mengenai perpanjangan runway, Gubernur H Muhidin menjelaskan bahwa mereka juga mendiskusikan tentang ketahanan daripada runway, karena hal itu perlu disiapkan lebih matang lagi.
Dengan kondisi runway saat ini, Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin hanya mampu melayani pesawat jenis Airbus A330-300, yang membutuhkan standar landasan pacu minimal 2.500 meter.
“Dengan penambahan runway sepanjang 500 meter, maka Bandara Syamsuddin Noor akan memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter, yang akan memungkinkan pesawat berukuran besar seperti Boeing 777 dan Airbus A380 untuk mendarat dan lepas landas,” sebut Muhidin.
Selain itu, H Muhidin juga membicarakan perihal Bandara Internasional Syamsuddin Noor terkait penerbangan sejak bulan November mendatang. Dari penerbangan Banjarmasin ke Malaysia, kemudian penerbangan langsung ke Mekkah, Arab Saudi.
“Jadi masyarakat Kalsel tunggu saja nanti dibuka dan diinformasikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam mensosialisasikan sehingga persiapkan saja bagi yang ingin melakukan penerbangan ke Malaysia dan ke Mekkah bagi yang umroh,” ungkap H Muhidin.
Hal ini akan menunjang penerbangan Internasional terutama untuk penerbangan langsung haji, umrah dan Rute Internasional. “Penerbangan yang ditargetkan ke Malaysia dan Arab Saudi serta pemerintah juga akan merencanakan dan membuka penerbangan langsung ke China dan Singapore di bulan Oktober mendatang,” katanya.
Adapun upaya pendanaan perpanjangan runway yang terkendala, disepakati agar lebih dulu melihat prospek perkembangan peningkatan jumlah penumpang, salah satunya dengan strategi melakukan pengerasan runway (PCN Runway) Pavement Classification Number pada landasan pacu (runway), yang meningkatkan kemampuan suatu landasan pacu untuk menahan beban pesawat.
“Saat penerbangan internasional nantinya sudah semakin ramai, tentu semakin banyak maskapai yang meramaikan bandara Syamsudin Noor serta semakin layak untuk dilakukan perpanjangan runway, karena sudah memenuhi prospek dan persyaratan dari Kemenhub untuk menggelontorkan dana pembangunan perpanjangan runway,” tambah Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, M Fitri Hernadi.
Penerbangan perdana AirAsia yang semula pada tanggal 20 Oktober, dimajukan menjadi tanggal 22 September. Hal ini, menurut Fitri Hernadi, bahwa pada minggu terakhir Oktober, maskapai Garuda Indonesia akan melakukan penerbangan 2 kali seminggu ke Jeddah (umroh), dengan melakukan Technical Landing di Hyderabad, India menggunakan pesawat dengan kapasitas 365 penumpang.
“Maskapai Lucky Air sedang melakukan persiapan untuk melayani penerbangan dari dan ke Syamsudin Noor menuju China (Guangzhou), perkiraan pada bulan Oktober/November 2025,” ungkap Fitri Hernadi.
Dengan telah dilakukannya penerbangan internasional melalui Bandara Syamsudin Noor, maka evaluasi 24 bulan sebagaimana Kepmenhub Nomor 30 Tahun 2025 terhadap status Internasional Bandara Syamsudin Noor tidak perlu dilakukan dan status internasional akan tetap bertahan melekat di Bandara Syamsudin Noor.
Diketahui saat ini trafic penumpang di Bandara Syamsudin Noor sekitar 3,5 juta penumpang per tahun, dengan fasilitas terminal yang sudah semakin lengkap serta kapasitas yang mencukupi untuk melayani hingga 7-9 juta penumpang per tahunnya.
Dalam prosedur penganggaran perpanjangan runway oleh Kemenhub dan PT Angkasa Pura Indonesia dipersyaratkan jumlah penumpang telah mencapai 5 juta penumpang per tahun sehingga saat ini yang diperlukan bagaimana rencana aksi agar terjadi peningkatan kunjungan dan lalu lintas orang melalui bandara Syamsudin Noor, baik untuk domestik maupun internasional. adp/ani