
JAKARTA – Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran secara bulanan pada Juni 2025 yang tercermin dalam Indeks Penjualan Riil/IPR akan bangkit dengan tumbuh positif usai dua bulan terakhir kontraksi.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan bahwa hasil Survei Penjualan Eceran Juni 2025 memperkirakan IPR Juni tumbuh secara tahunan maupun bulanan, masing-masing sebesar 2,0% (year on year/YoY) dan 0,5% (month to month/MtM).
Secara bulanan, penjualan eceran akan didorong oleh peningkatan penjualan di sebagian besar kelompok barang, terutama Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi (1,4% MtM), Barang Budaya dan Rekreasi (1,5%), dan Subkelompok Sandang (0,7%) yang keluar dari zona kontraksi.
“Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti libur sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional [HBKN] Iduladha, dan program potongan harga tengah tahun [mid season sale]” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu.
Untuk diketahui, Survei Penjualan Eceran (SPE) merupakan survei bulanan yang dilaksanakan dengan tujuan memperoleh informarsi dini mengenai arah pergerakan produk domestik bruto (PDB) dari sisi konsumsi.
Survei dilakukan terhadap kurang lebih 700 pngecer sebagai responden di 10 kota, yaitu Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Denpasar.
Sebelumnya pada dua bulan pertama kuartal II/2025, alias April dan Mei, IPR mencatatkan kontraksi sebesar 5,1% (MtM) dan 1,3%. Dengan demikian, laju kontraksi diperkirakan akan berakhir dan keluar menuju zona ekspansi atau pertumbuhan positif pada Juni 2025.
Pada periode tersebut, penjualan eceran diperkirakan mengalami peningkatan di beberapa kota. Secara bulanan, sejumlah kota yang diperkirakan mengalami peningkatan yaitu Bandung (1,8%), Jakarta (1,2%), dan Banjarmasin (1,0%). Sementara itu, Makassar (2,4% MtM), Semarang (termasuk Purwokerto) (0,8%), dan Denpasar (0,6%) diperkirakan juga tetap tumbuh. bisn/mb06