
BANJARMASIN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan akan merangkul semua untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2025, yang puncaknya sekitar Agustus mendatang.
“Kita akan merangkul semua elemen masyarakat, termasuk pihak swasta untuk menangani karhutla tahun ini,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Provinsi Kalsel Bambang Dedi Mulyadi, Rabu (9/7).
Hal itu disampaikannya usai menjadi narasumber di RRI Banjarmasin yang membahas tentang kesiapan Kalsel menghadapi Karhutla tahun 2025.
Bambang menyebutkan, langkah ini merupakan bukti kerja nyata dalam rangka mitigasi bencana, sehingga kejadian karhutla di Kalsel bisa di tekan seminimal mungkin.
Menurutnya, sesuai arahan Gubernur Kalsel H Muhidin dan Wakil Gubernur H Hasnuryadi Sulaiman, BPBD Provinsi Kalsel terus melakukan inovasi dan kolaborasi dalam penanganan bencana karhutla, tentunya dengan di dukung masyarakat.
Ia menyebutkan, kerja sama dan kolaborasi semua elemen masyarakat di Banua, terutama perusahaan yang memiliki alat berat dalam rangka membantu masyarakat ketika akan membuka lahan pertanian, kejadian karhutla di Kalsel bisa di tekan.
Dengan adanya bantuan alat berat dalam pembukaan lahan pertanian itu, lanjut Bambang, diharapkan dapat berkurang pembukaan lahan pertanian melalui pembakaran, terutama pada puncak musim kemarau tahun ini.
Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng dinas pertanian dan ketahanan pangan, dinas perkebunan dan peternakan, serta dinas lingkungan hidup untuk memetakan lahan pertanian dan perkebunan.
Bambang juga berharap bupati dan walikota di Kalsel dapat mendukung upaya pencegahan pembukaan lahan pertanian oleh petani dengan cara membakar.
Ia menambahkan, langkah Gubernur H Muhidin mengusulkan bantuan heli kepada Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan karhutla melalui udara, mendapat apresiasi dari masyarakat.
“Kita memang belum menetapkan status kebencanaan, tetapi telah mengusulkan bantuan heli patroli dan heli water boombing (WB) untuk menangani karhutla, tetapi untuk kawasan yang tidak bisa dijangkau pemadaman lewat transportasi darat,” pungkasnya. ani