
KOTABARU-Tata kelola air yang baik dan memenuhi kebutuhan air pada tanaman padi, menjadi salah satu faktor untuk keberhasilan program swasembada pangan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Ditjen LIP Kementan Dhani Gartina, menegaskan, Kabupaten Kotabaru ingin memaksimalkan potensi Luas Baku Sawah (LBS) 6.100 hectare yang indek pertanaman (IP) masih dibawah satu.
Hal tersebut dikarenakan pada beberapa lokasi jaringan irigasi Primer, Skunder dan Tersier dalam kondisi yang rusak.
“Saat ini kan sudah terbit Inpres 02/2025, jadi tidak melihat lagi itu kewenangan daerah. Mana kala jaringan Dinas yang membidangi pertanian, Dinas PU komunikasi dengan BWS untuk menyusun usulan perbaikannya, “ ujar Dani.
Dikatakan, sebagai upaya mewujudkan asta cita Presiden RI Bapak Prabowo yaitu swasembada pangan, sinergi antar instansi menjadi harga mati di lapangan.
Program Kementerian Pertanian sebagai upaya mewujudkan cita-cita tersebut yaitu optimasi lahan rawa (Oplah) dan cetak sawah rakyat (CSR) terus digenjot oleh Bapak Menteri Pertanian.
Tata kelola air menjadi kunci keberhasilan pada budidaya pertanian, sinergi dalam pengelolaan air oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Dinas Pekerjaan Umum ditingkat Provinsi dan Kabupaten dan Kementerian Pertanian harus terlaksana dengan baik di lapangan.
Tatakelola air ini sangat penting, dikala Kementerian Pertanian memiliki program Optimasi lahan rawa dan cetak sawah namun pemgelolaan air nya tidak sinergi, ini akan berakibat tidak optimalnya program yang dilaksanakan. Oleh karena kumunikasi kolaborasi antar instansi menjadi kunci keberhasilan program swasembada pangan.
Kepala Balai Besar Wilayah (BWS) Kalimantan III I Putu Eddy Purna Wijaya, mendukung penuh program oplah dan cetak sawah di Kalsel. Untuk pelaksana SID dari oplah dan cetak sawah harus kita review bersama, sehingga kami dapat memberikan catatan-catatan penting sebelum SID tersebut dikontruksi dilapangan.
“Kami di BWS dapat mensinergikan program peningkatan atau pengembangan pada daerah irigasi (DI) atau Daerah Irigasi Rawa (DIR) tepat dilaksanakan oplah dan cetak sawah,” ujarnya.
Memang sudah ditugaskan dari pusat untuk mendukung program swasembada pangan, beberapa kegiatan pusat juga menyesuaikan dengan program Oplah dan cetak sawah, bahkan kami saat ini sedang pembahasan untuk pelaksanaan kontruksi Inpres 02/2025, “ tutur Putu.
Saat meninjau lokasi cetak sawah dan oplah di kecamatan Pulau Laut Timur, Kab Kotabaru tepatnya di Bendungan Sei Bungur. BWS Kalimantan III siap memperbaiki tanggul-tanghuk saluran primer dan normalisasi. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kotabaru komit untuk mengaktifkan sawah yg tidak fungsional selama kurang lebih 5 tahunan dari 3.100 ha hanya fungsional kurang lebih 300 ha.{[an/mb03]}