
Betapa sering nyawa tergelincir hanya karena rem tak cukup kuat menahan curamnya turunan.
Di Sitinjau Lauik, rasa was-was bukan perasaan sementaraia adalah teman setia setiap pengemudi yang melintasinya. Jalur nasional yang menghubungkan Padang dan Solok ini seolah menyimpan bahaya di balik setiap tikungan dan tanjakan ekstrem. Tak sedikit yang menyebutnya sebagai jalur maut, dan itu bukan tanpa alasan. Kecelakaan demi kecelakaan terus terjadi, melibatkan kendaraan kecil hingga truk besar, dengan cerita yang nyaris serupa: rem blong, kendaraan terbalik, atau tertimpa longsor saat hujan turun deras
Fly Over: Simbol Harapan Baru Bagi Masyarakat Sumatera Barat
Hampir setiap hari, terjadi insiden kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar maupun kecil, bahkan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Selain itu, jalur ini juga sangat rawan longsor, terutama saat musim hujan tiba, sehingga mengganggu kelancaran arus logistik dan mobilitas masyarakat.Kehadiran proyek pembangunan fly over Sitinjau Lauik menjadi harapan besar bagi masyarakat Sumatera Barat, khususnya yang berada di Kecamatan Lubuk Kilangan.
Proyek ini diyakini akan menjadi solusi konkret untuk mengatasi berbagai persoalan yang selama ini terjadi, seperti kemacetan, kecelakaan, dan keterbatasan akses transportasi yang aman dan efisien. Pembangunan fly over ini merupakan langkah maju dalam memperkuat konektivitas wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Komitmen Politik yang Layak Diapresiasi
Dalam hal ini, apresiasi dan ucapan terima kasih patut disampaikan kepada Anggota DPR RI Bapak Andre Rosiade yang telah menunjukkan komitmen dan konsistensi dalam memperjuangkan proyek ini di tingkat pusat. Kehadiran beliau sebagai jembatan aspirasi masyarakat Sumatera Barat sangat berarti dan patut diapresiasi.
Lebih dari Sekadar Beton: Dimensi Sosial yang Tak Boleh Diabaikan
Namun demikian, proyek ini juga mengundang perhatian lebih jauh terkait aspek sosial dan pemberdayaan masyarakat. Pertanyaan yang wajar untuk diajukan adalah: apakah proyek ini hanya akan menjadi simbol kemajuan fisik semata, ataukah juga dapat menjadi sumber harapan sosial bagi masyarakat lokal, khususnya generasi muda di Kecamatan Lubuk Kilangan?
Dalam konteks tingginya angka pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja di daerah sekitar, sangat penting agar proyek berskala nasional ini juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak.Proyek pembangunan fly over Sitinjau Lauik merupakan salah satu upaya monumental dalam menjawab permasalahan infrastruktur yang telah lama dihadapi masyarakat Kota Padang dan sekitarnya.
Terletak di jalur utama penghubung antara Kota Padang dan Kabupaten Solok, kawasan Sitinjau Lauik selama ini dikenal sebagai titik rawan kecelakaan lalu lintas akibat kontur jalannya yang ekstrem, kelokan tajam, serta risiko longsor yang tinggi terutama saat musim hujan. Selain membahayakan keselamatan pengguna jalan, kondisi ini juga berdampak terhadap kelancaran distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, khususnya ke Kota Padang sebagai ibu kota provinsi.
Peluang Ekonomi dan Konektivitas Antarwilayah
Kehadiran fly over sepanjang 10,5 kilometer yang akan dibangun oleh BUMN Hutama Karya ini merupakan langkah strategis yang membawa manfaat besar bagi masyarakat, terutama di Kecamatan Lubuk Kilangan. Dengan nilai investasi mencapai Rp4,8 triliun, proyek ini diharapkan tidak hanya mempercepat waktu tempuh dan meningkatkan keselamatan berkendara, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan melalui kelancaran arus barang dan jasa.
Dalam konteks perencanaan pembangunan nasional, proyek ini sangat sejalan dengan visi pemerataan infrastruktur dan penguatan konektivitas antarwilayah. Bagi Sumatera Barat, fly over Sitinjau Lauik merupakan bagian penting dari upaya mengatasi keterisolasian dan mempercepat distribusi ekonomi antar daerah.Namun demikian, di balik besarnya manfaat proyek ini dari sisi transportasi dan pembangunan fisik, terdapat dimensi sosial yang tidak boleh diabaikan.
Realitas Sosial di Balik Megahnya Proyek
Salah satu persoalan yang sangat nyata di tengah masyarakat Kecamatan Lubuk Kilangan adalah tingginya angka pengangguran, terutama di kalangan pemuda. Minimnya lapangan pekerjaan telah mendorong sebagian besar dari mereka hanya bekerja serabutan, tidak memiliki penghasilan tetap, dan sulit untuk berkembang secara ekonomi. Ini merupakan realitas sosial yang memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian serius dalam implementasi proyek skala nasional seperti fly over Sitinjau Lauik.
Berangkat dari realitas tersebut, menjadi penting untuk menegaskan bahwa proyek ini tidak boleh menjadi proyek yang eksklusif dan tertutup bagi masyarakat sekitar. Sudah terlalu sering kita menyaksikan proyek-proyek besar dijalankan dengan tenaga kerja yang mayoritas didatangkan dari luar daerah, sementara masyarakat lokal hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri. Hal ini tentu menimbulkan ketimpangan dan rasa ketidakadilan yang pada akhirnya memperlebar jurang sosial di tengah kemajuan fisik yang dibangun.
Partisipasi Lokal sebagai Kunci Keberhasilan Proyek
Untuk itu, kami menuntut dengan tegas agar proyek fly over Sitinjau Lauik juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya bagi pemuda-pemuda di Kecamatan Lubuk Kilangan. Pemerintah, pelaksana proyek, kontraktor, dan seluruh pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk membuka ruang partisipasi warga lokal dalam berbagai aspek kegiatan proyek.
Tidak hanya sebagai tenaga kerja kasar, tetapi juga sebagai peserta pelatihan, tenaga pendukung teknis, penyedia jasa, atau bahkan bagian dari rantai pasok dan ekonomi pendukung proyek. Partisipasi aktif masyarakat lokal harus dijadikan sebagai bagian dari indikator keberhasilan pembangunan ini, bukan sekadar catatan tambahan.
Manfaat Sosial dan Ekonomi yang Tidak Bisa Ditinggalkan
Melibatkan masyarakat dalam proyek pembangunan skala besar seperti ini memiliki banyak keuntungan strategis. Secara sosial, keterlibatan warga lokal akan mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan rasa memiliki terhadap proyek tersebut, sehingga menciptakan sinergi yang positif antara masyarakat dan pelaksana proyek.
Secara ekonomi, partisipasi masyarakat akan memastikan perputaran uang tetap berada di dalam daerah, memperkuat ekonomi lokal, serta mendorong lahirnya usaha-usaha kecil yang mendukung proyek, seperti logistik, konsumsi, dan jasa lainnya.
Secara psikologis, hal ini akan membangun optimisme masyarakat, meningkatkan rasa percaya diri pemuda setempat, serta menciptakan rasa keadilan dan kesetaraan sosial yang selama ini kerap diabaikan.
Fly Over Sitinjau Lauik: Momentum Membangun Manusia
Dengan demikian, pembangunan fly over Sitinjau Lauik seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai proyek infrastruktur semata, tetapi juga sebagai momentum strategis untuk membangun sumber daya manusia dan mengentaskan masalah sosial di daerah sekitar.
Kami berharap pemerintah pusat maupun daerah tidak hanya fokus pada aspek teknis proyek, tetapi juga pada dampaknya terhadap kehidupan sosial masyarakat lokal. Sudah saatnya pembangunan tidak hanya dinilai dari panjang jalan atau megahnya konstruksi, tetapi juga dari seberapa besar ia memberi makna bagi rakyat yang berada di sekitar, khususnya masyarakat Lubuk Kilangan.
Penutup
Sebagai Penutup, Jika hal ini dapat diwujudkan, maka fly over Sitinjau Lauik benar-benar akan menjadi simbol kemajuan yang menyeluruh: membangun jalan, menyambung harapan, dan mengangkat martabat masyarakat di sekitarnya
Pembangunan sejatinya tidak boleh hanya diukur dari megahnya infrastruktur yang dibangun, tetapi dari sejauh mana ia menyentuh dan mengangkat harkat manusia yang ada di sekitarnya. Fly over Sitinjau Lauik harus menjadi simbol kemajuan yang inklusif, yang tidak hanya menyambungkan titik-titik geografis, tetapi juga menyambung harapan, membuka peluang kerja, dan menghidupkan kembali optimisme masyarakat lokal.
Proyek sebesar ini tidak boleh berhenti sebagai prestasi teknis, tetapi harus menjadi ikon kolaborasi antara negara dan rakyat, di mana kehadiran negara benar-benar dirasakan hingga ke akar rumput.Kita meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, perhatian terhadap daerah seperti Sumatera Barat akan semakin nyata. Presiden telah berkali-kali menegaskan kecintaannya terhadap tanah Minangkabau dan komitmennya untuk menghadirkan pembangunan yang merata dan berkeadilan.
Fly over Sitinjau Lauik adalah bukti dari niat baik tersebut, dan kini saatnya proyek ini dijalankan dengan semangat kebersamaan dan keberpihakan pada rakyat.Mari kita pastikan, proyek ini tidak hanya membentang di atas tanah yang curam, tetapi juga berdiri kokoh di atas kepercayaan, keadilan, dan harapan masyarakat Sumatera Barat. Karena pembangunan sejati adalah ketika jalan dibuka, dan manusia turut dibangkitkan.