Minggu, Juli 13, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kapitalisme, Hubungan Sedarah, dan Hilangnya Kendali Gharizah

by Mata Banua
9 Juni 2025
in Opini
0

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd (Penulis, Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi.)

Masyarakat sempat dibuat gempar dengan keberadaan grup di platform media sosial Facebook. Secara eksplisit, nama grup tersebut “Fantasi Sedarah.” Total pengikutnya 40 ribuan. Isinya sangat menjijikkan, yakni menjadikan anak-anak sebagai objek fantasi seksual dan menormalisasi hubungan sedarah (inses). (mojok.co).

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Menuju Negeri Bersih dan Berdaya

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\8\8\Nur Alfa Rahmah.jpg

Indonesia Darurat Perundungan Anak: Mencari Solusi Sistemik

10 Juli 2025
Load More

Keberadaan grup Facebook Fantasi Sedarah merupakan realita mengerikan. Realita itu menggambarkan hilangnya fungsi keluarga, hingga jatuh sampai pada taraf terendah. Kehidupan keluarga yang seharusnya dilingkupi cinta kasih dan pendidikan, sebagaimana manifestasi gharizah nau’ (naluri berkasih sayang) berubah menjadi tempat pelampiasan nafsu birahi.

Jika sedari keluarga sudah salah kaprah dalam penyaluran rasa kasih sayang, lantas di mana lagi rasa cinta kasih murni. Realita menjijikkan demikian tidak bisa lagi diselesaikan hanya sekadar sanksi hukum, sanksi sosial, edukasi, seminar parenting, dan sebagainya. Realita menjijikkan itu muncul sebagai akibat cara pandang kehidupan saat ini yang memisahkan agama dari kehidupan alias sekuler. Sekularisme melahirkan sistem kehidupan kapitalisme. Sistem kehidupan yang hanya mengedepankan kepuasan materi semata, termasuk kepuasan jasadiyah (fisik).

Dalam Nizhamul Ijtima’i, Shaikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan “Pandangan orang-orang Barat penganut ideologi kapitalis dan orang-orang Timur penganut ideologi komunis terhadap hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual semata, bukan pandangan dalam rangka melestarikan jenis manusia. Karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan fakta-fakta yang terindera dan pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual di hadapan pria dan wanita dalam rangka membangkitkan naluri seksual, semata-mata untuk mencari kepuasan. Mereka menganggap tiadanya pemuasan naluri ini akan mengakibatkan bahaya pada manusia, baik bahaya fisik, psikis, maupun akalnya.”

Karena itu, dalam masyarakat kapitalisme banyak bermunculan konten-konten pembangkit syahwat, dalam bentuk tulisan ataupun video. Aktivitas pemicu syahwat seperti ikhtilat atau campur baur pria-wanita tanpa ada hajat seperti di rumah-rumah, tempat-tempat rekreasi, jalan-jalan, kolam-kolam renang, dan tempat-tempat lainnya menjadi lifestyle. Padahal, semua aktivitas ini menjadi penyebab terbentuknya pemikiran dan fantasi kotor serta merusak gharizah nau’. Kondisi inilah yang menciptakan realita-realita menjijikkan seperti grup Fantasi Sedarah di Facebook. Keluarga yang seharusnya memberikan kasih sayang murni menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu yang hina.

Inilah buah penerapan sistem sekuler kapitalisme. Tanpa agama, maka yang berkuasa adalah hawa nafsu dan akal manusia yang lemah dan menyesatkan, rusak dan merusak. Bahkan sistem kapitalisme dengan liberalisasinya menjadikan rusaknya sendi-sendi kemuliaan manusia. Sebab, kapitalisme memuja kebebasan individu, tapi tak peduli jika kebebasan itu melukai orang lain.

Sementara Islam datang untuk mengatur urusan manusia berdasarkan wahyu, bukan hawa nafsu manusia. Allah SWT sebagai Pencipta manusia memang telah memberikan gharizah nau’kepada manusia agar memiliki rasa cinta kasih. Tujuan penciptaan gharizah nau’ ini agar manusia bisa melestarikan keturunannya.

Allah SWT berfirman: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-padangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tentram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang.”(QS. Ar-Rum: 21).

Rasa ini dibutuhkan dalam sebuah hubungan. Hubungan orang tua anak, suami istri, saudara maupun kepada sesama, agar berjalan secara ma’ruf. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya: “ Siapa mereka itu?””mereka ini adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla.”(HR. Ahmad).

Seperti inilah cara pandang yang benar mengenai konsep dan penyaluran gharizah nau’. Hal tersebut telah dijelaskan Shaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Ijtima’i. Dengan konsepnya yang benar, maka hubungan kasih sayang keluarga akan dibangun secara tepat sesuai perintah Allah. Ayah dan ibu sayang kepada anaknya karena sang anak adalah amanah yang Allah titipkan untuk dididik menjadi orang yang shaleh shalehah.

Anak akan mencintai dan menyayangi orang tua dan saudara kandung karena keimanan. Allah SWT berfirman: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib-kerabat.” (QS. An-Nisa: 36).

Kehidupan keluarga dan masyarakat yang menjadikan al-Qur’an pedoman beramal akan menghasilkan hubungan yang berkah lagi baik. Tidak mungkin akan ada peristiwa inses. Karena itu termasuk dosa besar. Pihak keluarga dan masyarakat akan sama-sama memandang perbuatan itu sebagai perbuatan hina, tercela, dan menjijikkan.

Namun, pandangan ini hanya akan bersifat personal jika tidak diterapkan dan dijaga negara. Karena itu, syariat memerintahkan negara sebagai institusi pelaksana dan penjaga (junnah). Negara Islam, yakni Daulah Khilafah akan memastikan sistem pergaulan (nidzam al-ijtima’iy) berjalan sesuai syariat, dari level masyarakat hingga individu. Daulah Khilafah juga memastikan tiada konten, mindset atau aktivitas yang memicu pelampiasan syahwat dengan cara yang salah. Dengan begitu, pandangan inses tidak menyebar, bahkan tidak muncul, masyarakat hidup dalam kehidupan yang suci dan cinta kasih yang murni.

Islam adalah jalan hidup shahih, yang mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syara. Islam mewajibkan negara mengurus rakyat dalam semua aspek. Termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial sesuai dengan Islam.

Seruan bahwa perbaikan akhlak saja tidak cukup. Dibutuhkan perubahan sistemik—kembali pada sistem hidup Islam. Yang menata gharizah dengan benar dan menjaga keluarga serta masyarakat dari kehancuran moral.

Sungguh, kita sangat membutuhkan hadirnya sistem Islam yang mampu mewujudkan kehidupan yang penuh kedamaian, ketentraman, dan keharmonisan di tengah masyarakat. Itulah kehidupan di bawah naungan sistem Islam yang sesuai dengan titah Sang Pencipta manusia, Pencipta alam semesta. Karena itu, mari turut serta dalam aktivitas mulia ini, memperkenalkan kembali Islam di bumi.[]

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA