Senin, Juli 14, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Menanti Lahirnya Wirausaha Berbasis Pengetahuan Penulis: Salikun, S.Pd.,M.Kes

by Mata Banua
26 Mei 2025
in Opini
0
D:\2025\Mei 2025\27 Mei 2025\8\Salikun, S.Pd.,M.Kes.jpg
Dosen dan Peneliti di Poltekkes Kemenkes Semarang, Pengajar Mata Kuliah Kewirausahaan

Setiap tahun, perguruan tinggi di Indonesia meluluskan ribuan hingga ratusan ribu mahasiswa dari berbagai program studi. Harapan kita bersama, para lulusan yang telah resmi dikukuhkan tersebut mampu mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh sesuai dengan bidang keilmuannya, serta menjawab tantangan pembangunan yang terus berkembang.

Namun, realita di dunia kerja masih menunjukkan tantangan besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 4,76 persen, setara dengan 7,28 juta orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 13,89 persen merupakan lulusan pendidikan tinggi, termasuk diploma dan sarjana, yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 12,2 persen.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\14 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Nasib Guru: Cermin Kualitas Pendidikan Bangsa

13 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Darurat Pendidikan di Kalimantan Selatan: Refleksi Sistemik dan Solusi Islam

13 Juli 2025
Load More

Sebagai institusi pendidikan tinggi, perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki daya saing, adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta mampu menciptakan peluang kerja melalui semangat kewirausahaan. Oleh karena itu, transformasi pendidikan tinggi ke arah penguatan inovasi dan kewirausahaan berbasis teknologi tepat guna menjadi sangat penting.

Perguruan tinggi diharapkan mampu menjadi pelopor dalam membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada pencapaian kompetensi teknis, namun juga membekali lulusan dengan jiwa kewirausahaan, kreativitas, dan kemampuan memanfaatkan teknologi digital. Upaya ini dapat dimulai melalui integrasi kewirausahaan dalam kurikulum, penyediaan inkubator bisnis, serta pengembangan program pengabdian kepada masyarakat berbasis inovasi.

Dengan demikian, lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja, menjadi inovator, serta memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.

Transformasi Mindset

Secara umum, bahwa kecenderungan masyarakat kita terutama lulusan PT ingin meraup rezeki melalui jalur sebagai pegawai, misalnya sebagai PNS, BUMN atau swasta besar bonafide. Mengapa pola pikir mereka cenderung sebagai pegawai? karena adanya jaminan masa depan, setiap bulannya ada pemasukan tetap. Banyak di antara kita yang memiliki pola pikir bahwa jaminan masa depan lebih dipilih daripada kekayaan itu sendiri. Makanya orang berbondong-bondong ingin menjadi PNS, dimana kerjanya tenang, tanpa perlu serius, gaji tetap ada meski tidak harus disiplin, bisa kredit bank dan barang, dan yang tidak kalah menariknya adalah mereka dihargai masyarakat sebagai kaum ningrat.

Pola pikir seperti ini yang menyerang kedalam pemikiran lulusan PT, kitapun tidak tahu dari mana akar pemikiran itu berawal, katanya sih warisan penjajah Belanda? Namun sekarang kondisinya sudah lain, negeri kita sudah merdeka, tidak perlu berpikir seperti itu lagi, dan perlu perubahan mindset bahwa kita sudah merdeka dan bebas melakukan pekerjaan apa saja. Karena itu kita harus bermimpi besar daripada sekadar mencari dan mendapat pekerjaan.

Mengutip pendapat Robert Kiyosaki bahwa jenis pekerjaan atau profesi dibedakan kedalam empat macam yaitu: Employeed (E), Self Employee (SE), Business owner (BO) dan Investor (I). Employeed, artinya mendapat uang dengan bekerja untuk orang lain atau perusahaan. “SE” mendapat uang dengan bekerja untuk diri sendiri. “BO” memiliki usaha yang menghasilkan uang, dan “I” mendapat uang dari berbagai investasi, dengan kata lain uang menghasilkan uang yang lebih banyak.

Meski uang dimana-mana sama cara memperolehnya bisa berbeda, berbagai metode menghasilkan uang yang berbeda memerlukan keranga berpikir yang berbeda, ketrampilan teknis yang berbeda, jalur pendidikan yang berbeda dan jenis orang yang berbeda. Silahkan anda bertanya pada diri anda sendiri, mulai dari kuadran mana anda akan memperoleh sebagian besar penghasilannya?

PT dituntut agar lebih mengedepankan penyiapan sumber daya manusia unggul, yakni menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada aspek kompetensi bukan sekadar pada proses belajar mengajar yang semata-mata berorientasi nilai. Orientasi sistem pendidikan yang mengutamakan nilai, justru memicu peningkatan jumlah pengangguran sarjana. Benarkah ada kegagalan sistem pendidikan formal yang menjadi penyebab menumpuknya jumlah pengangguran sarjana? Entahlah, yang pasti banyaknya lulusan sarjana yang menganggur sebagai sebuah indikasi PT telah gagal mengantarkan mahasiswa menuju kesuksesan yang mulia.

Di sinilah letak permasalahannya, tidak jelasnya orientasi sistem pendidikan yang dibangun sejak seseorang mulai memasuki usia sekolah hingga yang bersangkutan memasuki PT. Ketidakjelasan sistem ini menghasilkan sarjana penghafal teori yang tidak sanggup melakukan implementasi. Begitu menyelesaikan perkuliahan, orientasi mereka hanya mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja. Karena itu PT harus mampu berkreasi menciptakan perubahan mindset dalam diri para lulusan PT untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja,

yaitu menciptakan lapangan kerja.

Wirausaha Berbasis Pengetahuan sekarang ini peluang bisnis sebenarnya ada di depan mata kita, sedari kita membuka mata (bangun dari tidur) sampai kita menutup mata untuk tidur kembali; kita dihadapkan dengan proses bisnis. Mengapa kita takut dan tidak menemukan satupun bidang usaha yang mampu membawa kesuksesan. Memang bisnis identik dengan resiko, artinya ada yang sukses dan ada pula yang gagal. Silahkan dicoba, dari pada tidak mencoba sama sekali, “lebih baik berbisnis tapi gagal, daripada gagal tak pernah berbisnis dalam sejarah kehidupannya anda”.

Jika kita amati, PT belum memiliki arah yang jelas untuk melahirkan wirausaha baru. Untuk itu idealnya doktrin wirausaha tidak hanya sekadar menjadi bahan pidato bagi pimpinan PT ketika mewisuda mahasiswanya, akan tetapi spirit wirausaha harus benarbenar menjadi program yang mampu mengantarkan lulusannya membuka pintu kesuksesan sebagai wirausaha. Banyak petinggi dibidang pendidikan justru malah menakutnakuti sarjana yang baru lulus, dengan orasi ilmiahnya yang bertajuk persaingan semakin ketat, sehingga para lulusan diharapkan untuk tidak bermimpi menjadi PNS. Mereka hanya pandai berpidato dan tidak mencari solusi untuk mengatasi persoalan rumitnya menjadi sarjana pengangguran. Untuk itu sudah saatnya para pengelola PT melakukan karya nyata guna mendukung lahirnya wirausaha baru berbasis pengetahuan dari kalangan kampus, dengan cara sebagai berikut:

Pertama, koperasi mahasiswa harus diaktifkan dan dijadikan sebagai proses pembelajaran untuk praktik berwirausaha bagi seluruh mahasiswa. Koperasi yang dijadikan falsafah sebagai soko guru ekonomi nasional ternyata hanya sekadar slogan yang diabaikan kita semua.

Kedua, selain koperasi, PT harus memiliki pusat inkubator bisnis, yang berfungsi sebagai sarana bagi mahasiswa untuk praktek berbisnis. Semua kegiatan bisnis di kalangan kampus dikoordinir pusat inkubator bisnis yang akan memandu mahasiswa merintis usaha. Sebagai sentral pengembangan bisnis di kawasan kampus, maka semua aktivitas bisnis dikelola mahasiswa dibawah koordinasi pusat inkubator bisnis.

Ketiga, inkubator bisnis harus didukung tenaga ahli bidang layanan pengembangan bisnis, yang paham tentang bisnis dan tugasnya memberikan pendampingan bisnis kepada mahasiswa. Ia akan mendiagnosa berbagai permasalahan bisnis yang dihadapi wirausaha baru, seperti permasalahan permodalan, kemitraan, perizinan, pemasaran, teknologi, kualitas produk, SDM dan permasalahan lainnya. Di sini konsultan ahli akan membantu mendampingi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam mengelola bisnis.

Keempat, PT perlu membangun jaringan kemitraan dan kerja sama dengan berbagai institusi yang terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan bisnis, baik dengan pihak swasta, BUMN maupun BUMS. Termasuk juga dengan instansi pemerintah yang membidangi pemberdayaan usaha. Sehingga akan terjadi sinergi antara kampus, dunia usaha dan pemerintah.

Kelima, PT harus memberikan dukungan dan komitmen yang tinggi guna mempersiapkan kelahiran wirausaha baru berbasis pengetahuan. Seperti fasilitas tempat usaha dan berbagai bentuk kemudahan lainnya. Termasuk di dalamnya jaminan dari pimpinan universitas jika diperlukan oleh calon wirausaha baru dalam rangka mengembangkan usahanya.

Keenam, PT harus menggagas lahirnya industri kreatif, yang mengarah pada pengembangan produk unggulan daerah, berorientasi pada penyerapan tenaga kerja, ada sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi dan produk kreatif yang dimaksud berorientasi ekspor. Untuk itu diperlukan pengkajian dan penelitian yang lebih terarah, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Alhasil, program mewirausahakan mahasiswa berbasis pengetahuan bukanlah pekerjaan yang terlalu sulit, asalkan semua pihak mempunyai kemauan dan konsep yang jelas untuk dapat diimplementasikan dalam wujud karya nyata, sebab jika semua dilakukan dengan tulus akan menjadi ibadah. PT harus menjadi pioner dan penggagas lahirnya wirausaha baru berbasis pengetahuan dari kalangan kampus. Seorang wirausaha selalu berorientasi pada action, lebih banyak kerja dari bicara. Tidak segan, tidak malu mengungkapkan mimpi besarnya. Karena semua itu merupakan sumber energi untuk membangkitkan motivasi dan visinya. Semoga

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA