
BATULICIN – Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin menghadiri tablig akbar dan haul ke-5 H Andi Arsyad bin La’ Conding Petta Tappu, di Masjid Agung Al Falah, Desa Gunung Antasari, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Selasa (20/5) malam.
Pada tablig akbar dan haul tersebut, Gubernur Kalsel, H Muhidin berbaur bersama sejumlah pejabat dan ribuan jamaah dari berbagai daerah yang memadati masjid tersebut untuk mengikuti tabligh akbar tersebut.
H Andi Arsyad bin La’ Conding Petta Tappu sendiri merupakan Ayahanda dari H Andi Syamsuddin Arsyad atau yang lebih dikenal sebagai H Isam, tokoh pengusaha sekaligus pimpinan Jhonlin Grup.
Acara tersebut menghadirkan penceramah KH Ahmad Anwar Zahid, yang dikenal juga dengan nama Abah Anza. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah sekaligus pendakwah kondang asal Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur.
Atas nama keluarga besar, Sulaiman Umar Siddiq yang juga menjabat Wakil Menteri Kehutanan RI mengawali sambutannya dengan mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah:
“Allah berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam suatu kumpulan, maka Aku akan mengingatnya dalam kumpulan yang lebih baik dari itu.”
“Alhamdulillah, hari ini kita dapat berkumpul dalam satu majelis yang mulia, mendoakan kedua orang tua kita masing-masing, dan secara khusus mendoakan orang tua kami dan keluarga kami yang telah berpulang,” ungkap Sulaiman Umar.
Lebih lanjut, Sulaiman Umar juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah meluangkan waktu untuk bersama-sama memanjatkan doa dan menghadirkan keikhlasan dalam kebersamaan.
“Semoga kebersamaan dan doa-doa yang kita panjatkan hari ini menjadi amal jariyah yang membawa keberkahan dan semoga Allah SWT mencatatnya sebagai kebaikan untuk kita semua,” tutupnya.
Sementara itu, KH Ahmad Anwar Zahid dalam tausiahnya mengingatkan pentingnya kesiapan manusia menghadapi kematian sebagai sebuah kepastian yang tak dapat ditunda.
Ahmad Anwar Zahid mengawali tausiahnya dengan pertanyaan reflektif, “Mengapa manusia tidak siap mati?”. Menurutnya, jika manusia diberi kemampuan untuk menunda kematian, niscaya mereka akan terus melakukannya.
Namun, kenyataannya, ajal adalah ketetapan yang tak dapat dimajukan maupun ditunda, dan karenanya wajib disiapkan dengan sebaik-baiknya.
“Kita sering lalai. Harta, kekayaan bahkan anak-anak seringkali membuat kita lupa kepada Allah dan hal itu adalah sebuah kerugian yang nyata,” tegas Kiai Anwar Zahid.
KH Ahmad Anwar Zahid mengajak seluruh hadirin untuk tidak terlena dengan dunia dan mulai memperbanyak amal, ibadah serta memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
“Cukupkanlah bekal. Karena kematian itu bukan mungkin, tapi pasti. Yang jadi soal adalah: sudah siap atau belum?” ujarnya mengakhiri tausiahnya.
Turut berhadir sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih seperti Menteri Lingkungan Hidup (KLH) Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Roy Rizali Anwar.
Selain itu, pejabat dari Forkopimda Kalsel, Sekdaprov Kalsel, M Syarifuddin para Bupati dan Wakil Bupati se Kalsel, para habaib, alim ulama dan tamu undangan lainnya. rfq/adpim/ani