Senin, Juli 14, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Pendidikan Terlupa, Generasi Merana

by Mata Banua
19 Mei 2025
in Opini
0

Oleh Livia Latifah (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Pendidikan seharusnya menjadi cahaya yang menerangi jalan masa depan suatu bangsa. Namun di Indonesia, cahaya itu kerap redup bagi sebagian besar anak-anak negeri. Slogan “Pendidikan untuk Semua” belum sepenuhnya nyata. Banyak dari mereka yang lahir dan tumbuh dalam keterbatasan, tak mampu mengenyam pendidikan yang layak. Ketika pendidikan terlupakan, maka generasi pun kehilangan arah. Masa depan mereka terancam, dan potensi bangsa ikut terhambat.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\14 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Nasib Guru: Cermin Kualitas Pendidikan Bangsa

13 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Darurat Pendidikan di Kalimantan Selatan: Refleksi Sistemik dan Solusi Islam

13 Juli 2025
Load More

Di berbagai pelosok negeri, masih banyak anak-anak yang harus berjalan jauh, menyebrangi sungai, hingga mendaki bukit hanya untuk sampai ke sekolah. Ironisnya, perjuangan mereka belum tentu berbuah hasil yang setimpal. Sekolah tempat mereka belajar sering kali kekurangan fasilitas, tenaga pengajar pun terbatas. Tak jarang pula, mereka harus berhenti di tengah jalan karena faktor ekonomi keluarga. Orang tua yang hidup pas-pasan lebih memilih anaknya bekerja membantu penghasilan keluarga daripada duduk di bangku sekolah. Di sinilah potret buram pendidikan di Indonesia mulai terbentuk.

Masalah utama dalam dunia pendidikan kita bukan hanya soal gedung yang rapuh atau buku yang usang, tapi juga tentang bagaimana negara memperlakukan pendidikan sebagai prioritas. Pendidikan belum menjadi kebutuhan dasar yang dipenuhi dengan sepenuh hati. Masih ada kesenjangan mencolok antara sekolah di perkotaan dan di pedesaan. Di kota besar, anak-anak bisa menikmati pembelajaran berbasis teknologi, guru-guru profesional, bahkan berbagai program pengembangan diri. Sementara di daerah terpencil, anak-anak belajar di bawah atap bocor, tanpa listrik, dan kadang tanpa guru karena belum ada pengganti.

Tak hanya itu, kurikulum yang digunakan sering kali tidak relevan dengan kebutuhan zaman. Siswa dijejali teori-teori yang kurang kontekstual, dan ujian menjadi penentu utama keberhasilan. Akibatnya, siswa tidak belajar untuk memahami, tetapi untuk menghafal. Mereka tidak ditantang untuk berpikir kritis, melainkan untuk patuh terhadap sistem yang kaku. Padahal, tantangan masa depan jauh lebih kompleks dan membutuhkan keterampilan yang tidak bisa diajarkan lewat hafalan semata.

Di sisi lain, minimnya kesadaran akan pentingnya pendidikan juga menjadi faktor besar. Masih banyak keluarga yang menganggap sekolah bukanlah jalan utama menuju masa depan. Ada yang memilih menikahkan anaknya di usia muda, ada pula yang membiarkan anaknya bekerja sejak kecil. Ini semua bukan sepenuhnya salah mereka. Ketika kebutuhan hidup tak terpenuhi, pendidikan menjadi barang mewah. Dalam kondisi seperti ini, peran negara sangat dibutuhkan untuk hadir dan menjamin pendidikan sebagai hak, bukan sekadar pilihan.

Program bantuan seperti KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) memang sudah berjalan. Namun dalam praktiknya, program ini belum menjangkau semua yang membutuhkan. Banyak siswa yang seharusnya mendapatkan bantuan justru terlewat karena data yang tidak akurat atau proses birokrasi yang berbelit. Padahal, bantuan yang tepat sasaran bisa menjadi penentu apakah seorang anak tetap di sekolah atau keluar karena tak sanggup bayar seragam.

Jika pendidikan terus dikesampingkan, maka kita akan mencetak generasi yang rapuh—generasi yang merana, bukan karena mereka tidak mampu, tapi karena tidak diberi kesempatan. Mereka tumbuh tanpa fondasi yang kokoh, tanpa bekal pengetahuan dan keterampilan yang layak. Ketika masuk ke dunia kerja, mereka tertinggal jauh. Saat berhadapan dengan perkembangan zaman, mereka kebingungan. Bangsa ini pun pada akhirnya akan memanen hasil dari generasi yang kehilangan arah.

Karena itu, pendidikan harus ditempatkan sebagai prioritas utama. Pemerintah perlu memperkuat pemerataan pendidikan, bukan hanya secara fisik tapi juga kualitas. Guru-guru di daerah perlu mendapatkan pelatihan yang layak, insentif yang adil, dan dukungan moral agar tetap semangat mengajar. Infrastruktur sekolah perlu dibenahi tanpa harus menunggu viral di media sosial. Sistem pendidikan pun harus berorientasi pada siswa, bukan hanya pada angka-angka ujian.

Lebih dari itu, masyarakat perlu diberdayakan agar sadar akan pentingnya pendidikan. Edukasi tentang manfaat pendidikan bagi keluarga, komunitas, dan bangsa perlu terus disampaikan lewat berbagai media. Peran tokoh masyarakat, pemuda, dan organisasi lokal juga sangat besar dalam menyuarakan pentingnya sekolah bagi setiap anak, tanpa terkecuali.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Hasilnya mungkin tidak langsung terasa, tapi dampaknya sangat besar untuk masa depan. Jika hari ini kita menanamkan pendidikan yang kuat dan merata, maka kelak kita akan memetik generasi yang tangguh, cerdas, dan siap membangun negeri. Tapi jika kita terus melupakan pendidikan, maka generasi yang lahir bukan hanya akan merana—mereka bisa saja menyerah sebelum berjuang.

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA