
BANJARMASIN – Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan melakukan sertifikasi terhadap 9.788 ton komoditas Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) berupa minyak kelapa sawit yang telah disuling senilai Rp148,7 miliar yang akan diekspor ke China.
Kepala Karantina Kalsel, Erwin AM Dabuke di Banjarmasin, Jumat mengatakan PFAD ini merupakan produk turunan kelapa sawit dari proses penyulingan minyak sawit kasar menjadi minyak sawit yang telah disuling, dipucatkan dan tidak berbau.
“Masih banyak yang belum mengetahui tentang komoditas ini. Sebanyak 9.788 ton PFAD yang akan diekspor ini berasal dari Kotabaru Kalsel, nilai ekonominya ternyata sangat fantastis,” ujarnya.
Karantina Kalsel memfasilitasi dan mensertifikasi kegiatan ekspor ini melalui petugas karantina di Satuan Pelayan (Satpel) Pelabuhan Batulicin, dengan memastikan bahwa komoditas tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan.
“Sebelum disertifikasi, tindakan karantina yang dilakukan berupa periksaan fisik dan pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium,” ujar Erwin.
Ia mengungkapkan bahwa upaya ini menjadi langkah krusial untuk menjaga mutu dan kualitas komoditas ekspor serta memberikan jaminan tidak adanya hama, penyakit atau cemaran yang terkandung di dalam komoditas.
Erwin menjelaskan PFAD yang merupakan produk sampingan dari minyak sawit yang telah melalui proses pemurnian dan pengolahan lanjutan ini, mengandung asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pakan ternak, sabun, detergen dan kosmetik.
“Penggunaan PFAD harus memperhatikan kualitas dan standar yang berlaku, terutama jika digunakan dalam produk pakan atau kosmetik, untuk memastikan keamanan dan efektivitas,” ujar Erwin. an/ani