Rabu, Juni 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kelaparan Gaza dan Pembebasan Palestina dari Penjajahan

by Mata Banua
13 Mei 2025
in Opini
0

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd. (Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi)

Kantor Kemanusiaan PBB yang dikenal sebagai OCHA (Office for the Coordination Humanitarian Affairs) mengatakan hampir lebih dari 2 juta penduduk Gaza sekarang bergantung pada dapur amal, yang hanya dapat menyiapkan 1 juta porsi makanan sehari (spiritoaqsa.or.id).

Artikel Lainnya

D:\2025\Juni 2025\18 Juni 2025\8\8\master.jpg

Pelajaran dari Serangan Balik Iran ke Israel

17 Juni 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Dispensasi Kawin Celah Legalisasi Kekerasan Seksual Anak

17 Juni 2025
Load More

Makanan tersebut sebagian besar terdiri dari nasi atau pasta tanpa sayuran segar atau daging. Program distribusi makanan lainnya telah ditutup karena kekurangan persediaan. Di pasar, satu-satunya tempat lain untuk menemukan makanan di Gaza, harga melonjak dan persediaan kurang. Bahkan, makanan segar hampir tidak ada. Akibatnya, bantuan kemanusiaan menjadi sumber makanan utama bagi 80 persen penduduk.

Hani Almadhoun, salah satu pendiri Gaza Soup Kitchen mengatakan dapurnya masih memiliki persediaan makanan untuk sekitar tiga minggu lagi. Saat ini, satu dari lima orang yang datang ke dapurnya untuk mengambil makanan pulang dengan tangan hampa. Bahkan warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka. Imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Zionis. Salah satu warga Gaza, Majida Qanan, mengatakan anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut.

Apalagi kondisi air juga semakin langka dengan warga Palestina yang harus mengantri panjang untuk mengisi jerigen dari truk. Omar Shatat, seorang pejabat perusahaan air setempat mengatakan wraga hanya mendapatkan air enam atau tujuh liter per hari. Jumlah ini sangat jauh di bawah standar PBB dalam hal kebutuhan ideal atas air untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Berita ini menggambarkan kondisi Gaza semakin mengerikan. Padahal, solusi untuk Gaza sebenarnya sudah jelas, yaitu jihad. Allah SWT memerintah kaum Muslim untuk melawan penjajahan dengan jihad fisabilillah. Fisik harus dilawan dengan fisik. Firman-Nya: “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas.”(QS. Al-Baqarah: 190).

Jadi, kondisi yang amat sangat mengerikan di Gaza tidak akan terjadi dan bisa dihentikan manakala penjajahan Zionis langsung diberangus dengan jihad sedari awal, para penguasa Muslim mengirim tentara (jaisy) ke sana. Mereka tidak melakukan hubungan diplomasi apapun dengan Zionis dan sekutunya. Seruan jihad untuk Gaza inilah yang mulai diserukan kaum Muslimin dan para ulama.

Namun, alih-alih membantu dan menyambut seruan ulama yang mengarahkan tentara, para penguasa Arab khususnya Mesir malah rela menjadi juru bicara Zionis menawarkan proposal penghentian sementara permusuhan selama 45 hari. Sebagai imbalan atas pengiriman bantuan kemanusiaan dan pembebasan sejumlah tawanan. Mesir juga malah rela menjadi jubir Zionis untuk menawarkan gencatan senjata dan menuntut pelucutan senjata hamas.

Adapun penguasa lainnya, sedang sibuk menyelamatkan diri dari kebijakan Amerika terkait tarif, dan hanya basa-basi bicara soal Gaza. Mereka hanya berkutat pada dukungan dan mengusulkan perlawanan penjajahan sengan diplomasi, solusi dua negara, boikot, ataupun donasi. Sebuah keputusan yang disukai Barat, tapi dibenci syariat.

Umat Islam semestinya segera melepaskan ikatan pada para penguasa buruk seperti ini dan segera ngangkat seorang Khalifah yang siap mengomando mereka untuk berjihad melawan penjajah. Hanya Khilafah yang mampu mengeluarkan kaum Muslim di seluruh dunia dari penjajahan. Keterpurukan ekonomi, kebodohan, kelaparan dan penderitaan-penderitaan lainnya. khilafah adalah raa’in (pengurus) dan junnah (perisai) bagi seluruh umat Islam.

Sepanjang sejarah Palestina di bawah naungan Khilafah, Palestina dijaga dengan jiwa dan darah kaum Muslimin. Umat Islam harus mengingat Shalahuddin Al Ayyubi yang tidak bertemu dengan Paus untuk menetapkan solusi untuk Baitul Maqdis. Namun, bertemu pasukan salib di perang Hittin. Mengalahkan dan mencabut kerajaan tentara Salib di semua negeri Muslim. Shalahuddin Al Ayyubi adalah sosok Khalifah bagi umat Islam. Beliau telah menjalankan perannya sebagai raa’in dan junnah untuk kaum Muslimin.

Jika memang benar penguasa-penguasa Muslim itu peduli dengan Palestina seharusnya mereka tidak berkompromi dengan Zionis. Berkompromi dengan Zionis adalah pengkhianatan dan bahkan sedikitpun tidak boleh terbersit mengambil jalan kompromi. Namun, rasanya mustahil jika penguasa Muslim hari ini bisa setegas Shalahuddin. Penguasa di negeri Muslim hari ini adalah orang-orang yang takut kehilangan kekuasaan mereka. Mereka lebih memilih untuk tunduk dan patuh kepada pemegang ideologi Kapitalisme, Amerika Serikat. Mereka lebih memilih menjadi pelindung Zionis dengan menjalankan perintah-perintah dari Amerika Serikat untuk bersikap atas masalah Gaza.

Sudah saatnya umat Islam memulihkan kedaulatan, kehendak, dan keputusan politiknya. Di bawah naungan Khilafah umat Islam bisa menghilangkan penghalang persatuan, melepaskan rantai yang membelenggu umat, dan menerapkan syariat Islam. Maka, pada saat itu pembebasan Palestina dari penjajahan Zionis hanya membutuhkan waktu satu jam saja.

Selain itu, terlibat dalam aktivitas memperjuangkan penegakan Khilafah adalah wajib bagi kaum Muslim. Penegakan Khilafah adalah qadhiyah mashiriyah dan wajib menjadi agenda utama umat Islam yang mengaku peduli perjuangan Palestina. Dalam hal ini umat membutuhkan kelompok dakwah Islam ideologis yang melakukan penyadaran dan pembinaan terhadap umat untuk berjuang bersama menegakan Khilafah berdasarkan metode Rasulullah SAW. Kelompok tersebut melebur, menyadarkan, dan membersamai umat untuk menegakkan Khilafah sebagai solusi tuntas atas persoalan Palestina dan juga persoalan-persoalan lainnya.

Oleh karena itu, umat Islam sedunia harus sudah bersatu dalam ukhuwah Islamiyah. Mereka harus segera menghapuskan sekat kebangsaan, tapal batas dan kepentingan sektoral. Semuanya wajib disatukan dalam ukhuwah Islamiyah dalam naungan sistem pemerintahan Islam global, yakni Khilafah Islamiyah. Inilah satu-satunya institusi yang sah menurut syariah sebagai wadah persatuan umat Islam sedunia. Institusi ini pula yang akan menjadi adidaya pelindung umat dari berbagai tikaman negara-negara kafir penjajah Barat maupun Timur. Hanya dengan itulah umat Islam akan meraih kembali posisinya sebagai unat terbaik (khayru ummah).[]

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA