
BANJARMASIN – Taksiran kerugian bencana alam, seperti banjir, tanah longsor dan angin ribut atau angin puting beliung di Provinsi Kalimantan Selatan caturwulan I (Januari-April) tahun 2025 mencapai Rp 125,572 miliar.
“Dari taksiran kerugian bencana alam di Kalsel itu terbesar di alami Kabupaten Banjar sekitar Rp 76,264 miliar,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Minggu (4/5).
Selain itu, lanjut Madi –sapaan akrabnya, Kabupaten Tanah Laut (Tala) sekitar Rp 17,760 miliar, Barito Kuala (Batola) Rp 13,512 miliar, dan Hulu Sungai Utara (HSU) sekitar Rp 11,586 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 1,432 miliar, Hulu Sungai Selatan (HSS) Rp 1,425 miliar, Tapin sekitar Rp 1,406 miliar, dan Kota Banjarbaru sekitar Rp 1,102 miliar.
Ketika di tanya frekuensi bencana alam di Kalsel selama caturwulan pertama, ia menyebutkan ada sebanyak 57 kali yang terdiri atas bencana banjir 27 kali, angin puting beliung 23 kali, dan bencana alam tanah longsor delapan kali.
Ia menyampaikan, dari 27 kali bencana banjir terbanyak di Kabupaten Banjar enam kali, Tapin dan Kabupaten HST masing-masing empat kali, HSU dan Batola masing-masing tiga kali.
Kemudian, Kabupaten HSS dua kali, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Balangan, Tabalong dan Tanah Laut masing-masing satu kali.
“Sementara untuk bencana alam angin puting beliung atau angin ribut sebanyak 23 kali terbanyak di Kabupaten Banjar delapan kali, HSS tujuh kali, Tanbu lima kali, Kota Banjarmasin dua kali, dan Banjarbaru satu kali,” ujarnya.
Sedangkan bencana alam tanah longsor selama caturwulan I terjadi delapan kali, yakni masing-masing tiga kali di Kabupaten Banjar dan HSS serta masing-masing satu kali di Tapin dan Balangan.
Bencana alam pada Januari hingga April 2025 itu menyebabkan 61.386 kepala keluarga (KK) atau 173.840 jiwa terdampak, dan lima buah rumah penduduk rusak sedang serta 54.726 buah rusak ringan.
Madi berharap agar masyarakat terutama di kawasan yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa bumi tetap waspada, mengingat ada sejumlah daerah di Kalsel yang kondisi alamnya terbuka. ani

