Oleh : Annisa Auliya (Pegiat Pena Banua)
Masa-masa penerimaan mahasiswa baru telah dimulai, berbagai perguruan tinggi negeri sudah mulai melaksanakan seleksi. Diantaranya melalui jalur seleksi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2025. Namun, baru dua belas hari berjalan, sudah ada temuan kecurangan yang dilakukan peserta ujian (Kompas.com, 25/04/2025).
Adapun modus kecurangannya beragam, yaitu ada peserta yang menggunakan kamera dan dipasang di behel, kuku, ikat pinggang dan kancing yang tidak terdeteksi menggunakan metal detector. Ada juga yang memasang HP disepatu, badan, dan lain-lain.
Miris memang mengetahui fakta ini yang jauh dari harapan kita. Dimana harapannya bisa tersaring calon-calon mahasiswa yang berprestasi dan terbaik. Tapi malah dicurangi dengan kecurangan-kecurangan yang menjadi bukti lemahnya integrasi generasi kita hari ini. Bagaimana mungkin generasi emas, tapi membuat negara cemas ?
Berdasarkan laporan Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 yang diliris oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ditemukan bahwa masih banyak kasus menyontek dan ketidakjujuran akademik lain yang dilakukan oleh pelajar yang terlibat dalam survei ini (www.detik.com, 25/04/2025).
Selaras dengan survei tersebut, maka wajar jika kecurangan ditemukan pada ujian masuk perguruan tinggi. Ini hanya kasus yang terlihat, belum lagi kasus lainnya yang tidak kita ketahui diluar sana.
Pendidikan seharusnya bisa melahirkan generasi yang berintegritas. Tapi melihat masih banyaknya kasus mencontek dan kecurangan yang terjadi dilingkungan Pendidikan menjadi pertanyaan kita semua, apa yang salah dari sistem pendidikan kita hari ini ?
Melihat dari kasus tadi, hasil menjadi orientasi generasi kita hari ini. Mereka hanya memperhatikan bisa lulus masuk perguruan tinggi impian bagaimanapun caranya. Walaupun harus melanggar ketentuan yang berlaku. Bagi mereka bisa lulus di perguruan tinggi negeri Impian merupakan prestasi yang memudahkan mereka dapat pekerjaan dimasa depan. Akan tetapi mereka tidak memperhatikan caranya, yang harusnya berpedoman pada hukum syara.
Dalam Islam mencontek merupakan perbuatan tercela yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
“Barangsiapa yang berbuat curang, makai ia bukan termasuk golongan kami (HR. Muslim No. 101 dari Abu Hurairah).
Curang disini termasuk mencontek dan kecurangan lainnya.Disaat Islam sudah menyampaikan larangan tersebut, mengapa banyak yang masih curang ? Sebab mereka berada dalam paham sekulerisme, yaitu paham yang memisahkan agama dengan kehidupan.
Standar perbuatan mereka tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Bagi mereka tercapainya keinginan adalah suatu keniscayaan bagaimanapun caranya. Islam tidak melarang kita untuk sekolah tinggi maupun mempunyai mimpi yang tinggi, namun harus diperhatikan ada aturan Allah yang harus kita taati.
Ketika Allah melarang kita berbuat curang, maka Allah ingin menyelamatkan kita dari kebinasaan. Sebab sifat curangmenjadi bibit lahirnya para koruptur.
Inilah yang kita kritiki dalam sistem pendidikan kita yang jauh dari sistem pendidikan Islam. Dalam sistem pendidikan Islam dengan kurikulumnya yang berlandaskan akidah Islam memiliki visi dan tujuan yang mulia yaitu untuk menciptakan para generasi yang berkepribadian Islam. Dimana dari sistem pendidikan ini akan lahir individu-individu yang bertaqwa dan bermanfaat untuk umat dan Islam.
Pada diri mereka ditanamkan orientasi akhirat mengejar ridha Allah bukan kesenangan dunia. Nilai bukan yang utama, tapi adab yang didahulukan dalam pengajarannya.
Dari sini akan lahir ilmuwan-ilmuwan yang cerdas, tidak sekedar cerdas masalah dunia tapi juga cerdas masalah akhirat. Merekapun akan hati-hati dalam perbuatannya agar tidak melanggar aturan Allah. Sebab mereka paham semua akan dipertanggungjawabkann kelak dihadapan Allah. Termasuk untuk meninggalkan sifat curang dalam menjalani pendidikan.
Sungguh indah sekali pendidikan dalam sistem kehidupan Islam jika diterapkan dalam kehidupan kita hari ini. Maka sudah seharusnya kita buang jauh sekulerisme dalam kehidupan kita dan menggantinya dengan sistem kehidupan Islam yang rahmatan lil’alamiin.
Wallahu’alam bis shawab….