Selasa, Juli 15, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Gaya Hidup Sehat

by Mata Banua
1 Mei 2025
in Opini
0
D:\2025\Mei 2025\2 Mai 2025\8\8\Luci Fitriyanti.jpg
Luci Fitriyanti, S.Tr.Kes,M.Tr.TGM (Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang. Praktisi Kesehatan)

Penyakit Tidak Menular (P2TM) hingga kini masih menjadi tantangan utama dalam sektor kesehatan. Berdasarkan tren yang ada, PTM merupakan penyebab utama meningkatnya angka kesakitan dan kematian di Indonesia. Tak dapat dimungkiri, tingginya kasus PTM menjadi beban besar bagi masyarakat maupun pemerintah, karena penanganannya memerlukan biaya tinggi, teknologi medis yang mutakhir, dan waktu yang tidak singkat.

Penyakit tidak menular sudah menjadi isu strategis pemerintah yang masuk dalam agenda SDGs 2030 sehingga sebagai salah satu prioritas. Penyakit tidak menular yang dimaksud seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kanker, stroke, asam urat, dan lain sebagainya.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\15 Juli 2025\8\8\Ahmad Mukhallish Aqidi Hasmar.jpg

Huru-Hara Konstitusi

14 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\15 Juli 2025\8\8\palestina.jpg

Palestina dan Fajar Kebangkitan Umat di Depan Mata

14 Juli 2025
Load More

Data Kementerian Kesehatan melalui Riskesdas 2018 yang disampaikan pada buku pedoman manajemen PTM menunjukkan sebagian di antaranya prevalensi tekanan darah tinggi penduduk usia 18 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen, prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen, prevalensi stroke usia =15 tahun meningkat dari 7 menjadi 10,9 permil, dan prevalensi diabetes melitus usia =15 tahun meningkat dari 6,9 persen menjadi 10,9 persen.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang dewasa (usia e”18 tahun) mencapai 34,5%, obesitas pada usia dewasa e”18 tahun sebesar 28,7%, prevalensi stroke pada usia e”15 tahun naik menjadi 11,2 per mil, dan prevalensi diabetes melitus pada usia e”15 tahun sebesar 11,6%.

Artinya, dari data di atas menegaskan bahwa ancaman PTM tidak lagi terbatas pada usia lanjut, melainkan telah menyasar generasi muda dan dewasa awal. Tingginya angka ini mencerminkan kegagalan kolektif dalam penerapan pola hidup sehat dan lemahnya intervensi preventif, sehingga menjadi sinyal kuat bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat promosi kesehatan dan deteksi dini guna mencegah ledakan beban kesehatan di masa depan.

Tentu ini akan menjadi ‘beban’ bagi pemerintah karena untuk pengobatan dan penanganan PTM akan membutuhkan biaya dan fasilitas kesehatan yang memadai. Dapat dibuktikan dengan data BPJS Kesehatan misalnya pada tahun 2023, yang menunjukkan bahwa lebih dari 6% peserta JKN yang memperoleh pelayanan penyakit katastropik telah menghabiskan biaya kesehatan sebesar Rp28,1 triliun, yang dirincikan dari: Penyakit jantung: Rp12,5 triliun, Gagal ginjal kronik: Rp4,5 triliun, Stroke: Rp3,1 triliun, Kanker: Rp4,8 triliun

Mengenal PTM dan Penyebabnya

Penyakit tidak menular disebabkan oleh faktor risiko yang tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat itu sendiri. Secara umum, faktor risiko ini meliputi merokok, minum-minuman beralkohol, pola makan tidak sehat (obesitas, makanan sembarangan, jarang makan buah dan sayur), kurang aktivitas fisik, stres, kurang istirahat, dan tidak pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Pertama, Penyakit kardiovaskular. Penyakit ini merupakan penyakit nomor satu yang sering menyebabkan kematian. Penyakit kardiovaskular yang sering kita kenal adalah jantung koroner yang bisa juga menyebabkan angin duduk (biasa dikenal masyarakat), penyakit jantung rematik, jantung bawaan, dan gagal jantung.

Penyebab munculnya penyakit ini adalah sering merokok, kurang beraktivitas fisik, dan diet yang tidak sehat. Ketiga penyebab ini biasanya dapat menjadi risiko serangan jantung juga penyakit stroke. Kondisi ekonomi yang lemah juga menjadi pemicu terbesar kerentanan terpapar penyakit kardiovaskular.

Kedua, Penyakit diabetes melitus (DM). Dalam bahasa kesehatannya, ini merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Diabetes melitus terbagi menjadi dua tipe yaitu, DM tipe 1 karena kurangnya produksi insulin, atau tanpa pemberian insulin harian, dan DM tipe 2 karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

DM tipe 2 adalah jenis yang paling sering ditemukan karena efek kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Berat badan yang berlebih akibat makan makanan selalu berlebih membuat kadar gula darah meningkat membuat diabetes tidak terkendali, perlahan-lahan akan menimbulkan komplikasi merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.

Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit-penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak muncul karena penularan. Faktor pengaruh munculnya penyakit tidak menular (PTM) ini dapat dipisahkan menjadi dua hal, yakni faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah mencakup usia, jenis kelamin, dan keturunan. Adapun faktor risiko yang dapat diubah atau diperbaiki meliputi gaya hidup sehat dan intervensi sosial ekonomi.

Berbicara tentang gaya hidup sehat tentu saja ini adalah langkah yang paling efektif dalam mencegah dan menangani kasus PTM yang ada. Karena sejatinya kasus PTM apabila sudah diderita oleh seseorang, salah satu jalan keluar selain dari pengobatan oleh dokter adalah mengubah gaya hidup menjadi sehat. Begitu pula dengan yang bukan penderita untuk dapat terhindar dari penyakit tidak menular atau mencegah PTM maka daya hidup sehat perlu diterapkan.

Setidaknya dalam gaya hidup sehat untuk mencegah dan mengendalikan PTM ada istilah yang dikenal dengan perilaku CERDIK dan PATUH sebagai upaya dari peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dalam upaya pencegahan PTM seperti salah satunya hipertensi, maka perilaku CERDIK bisa diterapkan. CERDIK sendiri merupakan singkatan dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

Sementara itu, perilaku PATUH digunakan untuk mengendalikan para penderita PTM seperti salah satunya penderita hipertensi. Perilaku PATUH juga merupakan singkatan dari periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman, dan hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

Secara umum, gaya hidup sehat merupakan langkah utama dalam mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM), sebagaimana tercermin dalam perilaku CERDIK dan PATUH. Menerapkan gaya hidup sehat tidak hanya efektif untuk mencegah, tetapi juga membantu mengendalikan PTM serta berbagai jenis penyakit lainnya. Gaya hidup sehat ini mencakup konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan cara yang aman, serta rutin memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) tidak akan optimal jika penderita hanya mengandalkan konsumsi obat sesuai resep dokter tanpa menerapkan salah satu dari tiga aspek gaya hidup sehat. Sebaliknya, penerapan gaya hidup sehat oleh penderita atau individu yang berisiko PTM dapat membantu mengendalikan penyakit meskipun tanpa pengobatan medis. Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup sehat merupakan metode yang paling efektif, terjangkau, dan sederhana, karena hanya memerlukan kesadaran serta komitmen pribadi untuk menjalankannya.

Mari Mengubah Kebiasaan

Penerapan gaya hidup sehat memang harus didasari oleh niat yang kuat karena untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik itu terbilang sulit dan penuh tantangan serta godaan. Misalnya, kebiasaan dalam mengonsumsi makanan dengan rasa asin. Untuk mengubah gaya hidup sehat mengurangi makanan dengan rasa asin akan sulit karena godaannya adalah merasa kurang nikmat dan berselera saat makan. Begitu pula mengurangi kadar gula dalam makan membuat pengaruh terhadap selera makan juga.

Pertama, Pencegahan kolesterol tinggi dengan gaya hidup sehat. Mereka yang memiliki kolesterol tinggi dapat menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegahnya. Pada dasarnya, kolesterol disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat (berlebih) yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi seperti kuning telur, keju, santan, dan lain-lain.

Pencegahannya, yakni menerapkan pola makan yang sehat dengan membatasi mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan tentunya hindari mengonsumsi minuman beralkohol serta memperbanyak makan-makanan sayuran dan buah-buahan. Berolahraga secara teratur dengan beraktivitas fisik dapat menjaga dan memperbaiki kadar kolesterol dalam tubuh setidaknya dapat dilakukan 30 sampai 60 menit setiap hari seperti joging, bersepeda, atau berenang.

Untuk khusus obesitas dengan menurunkan berat badan juga dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam tubuh. Dan jangan lupa untuk selalu mengontrol kesehatan secara rutin pada kegiatan oleh puskesmas seperti posbindu dan sebagainya atau mengakses di pelayanan kesehatan terdekat klinik, apotek, maupun rumah sakit.

Kedua, Lawan asam urat dengan gaya hidup sehat. Asam urat didefinisikan sebagai penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat yang biasanya sering dialami oleh golongan lansia. Penyebabnya bermacam-macam seperti keturunan, kelebihan kadar asam urat dalam darah, obesitas, dan gangguan pada ginjal. Asam urat biasanya ditandai dengan gejala terasa panas dan kemerahan pada sendi, terasa nyeri jika ditekan atau disentuh, terjadi pembengkakan pada sendi.

Tentunya mencegah dan mengendalikan asam urat dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat. Pertama, pola makan yang sehat dengan cara membatasi konsumsi tinggi purin seperti jeroan, kerang, dan lain-lain. Kemudian, konsumsi air putih secara cukup setiap hari, tidak mengonsumsi alkohol, mengkonsumsi vitamin C, membatasi minuman manis. Kedua, beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari yang juga ditujukan dengan menjaga berat badan dan menurunkan berat badan bagi obesitas. Ketiga, kontrol kesehatan secara berkala pada pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini dan mengecek kondisi asam urat dalam tubuh.

Ketiga, Menjauhi diri dari diabetes dengan gaya hidup sehat. Sudah dibahas pada paragraf di atas mengenai penyakit diabetes melitus atau kencing manis ini. Tentu untuk mencegah atau mengendalikan penyakit diabetes melitus dapat dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Penyakit DM adalah penyakit menahun yang ditandai dengan gejala klasik sering kencing, cepat lapar, dan mudah haus. Tanda lain yang sering ditemukan adalah berat badan mendadak turun tanpa sebab yang jelas, kesemutan, gatal di daerah kemaluan (wanita), bisul yang hilang timbul, penglihatan kabur, cepat lelah, keputihan pada wanita, luka sulit sembuh, mudah mengantuk, dan impoten pada pria.

Menerapkan gaya hidup sehat, yakni pertama pola makan yang sehat dengan mengatur menu makan yang berprinsip gizi seimbang (karbohidrat, protein, serat, lemak baik, vitamin, dan mineral). Hindari mengonsumsi lemak jenuh seperti susu sapi, keju, es krim, kue, dan minuman kemasan berwarna. Makanan tinggi natrium seperti garam, bumbu masak instan, dan mi instan. Makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat sederhana seperti permen, kue kering, makanan dan minuman ringan (snack) dan jajanan manis.

Adapun makanan yang baik untuk dikonsumsi seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, buah, sayur, dan biji-bijian), makanan tinggi serat (kacang merah/polong, buah, dan sayur), lemak baik seperti daging ikan/alpukat/zaitun/kacang almon. Dan menjaga porsi makan agar tidak kelebihan kalori. Kedua, beraktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit untuk menurunkan kadar gula darah atau menjaganya dan juga membantu membakar kalori. Terakhir, tetap dengan rutin melakukan pengecekan kesehatan secara berkala pada pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan.

Gaya hidup sehat dapat diterapkan untuk semua jenis penyakit tidak menular lainnya dan terbukti ampuh supaya kita dapat selalu merawat dan menjaga kesehatan. Gaya hidup sehat ini tentu sesuai dengan prinsip Germas dan PHBS itu sendiri bahwa kesadaran dan kemauan individu atau kelompok dalam upaya menjaga, merawat kesehatannya menjadi hal yang paling utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

 

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA