
JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman belum berencana melakukan ekspor beras ke negara lain, meski sudah diizinkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurut Amran, saat ini fokusnya adalah memperkuat stok dalam negeri.
Di berbagai kesempatan, Mentan menegaskan, kondisi beras sedang surplus. Itu menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Lalu selama panen raya, perkiraan hasil melimpah, melebihi konsumsi nasional.
Amran lantas melaporkan hal itu ke pimpinan tertinggi. Prabowo merespon. Kepala negara mempersilahkan, jika Kementan hendak melepas beras ke pihak luar yang membutuhkan. “Kita upayakan dulu, stok kita perkuat,” kata Mentan saat bertemu awak media di kantornya, dikutip.
Amran tidak dalam konteks membantah arahan Presiden. Namun sebagai Menteri Pertanian, Ia bertanggung jawab atas kebutuhan beras dalam negeri terlebih dahulu. Ia enggan terburu-buru mengambil keputusan.
Pasalnya di masa depan, segala sesuatu bisa terjadi. Itu termasuk iklim yang tak bersahabat. Sehingga berpotensi menurunkan produkivitas.
“Yang penting, kitanya dulu cukup, di dalam negeri. Bila perlu, kita siapkan agar lebih dari cukup. Kenapa? iklim tidak bersahabat, kita harus mengantisipasi hal terburuk. Jangan sampai seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina,” ujar Amran.
Mentan menjelaskan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini telah mencapai 3,18 juta ton. Menurut dia, jumlah demikian, salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Ia berpendapat, capaian ini tak pernah terjadi selama 23 tahun terakhir. “Bahkan bisa jadi itu selama merdeka,” kata Amran. rep/mb06