Senin, Mei 19, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Ada apa dengan Generasi Sekarang?

by Mata Banua
27 April 2025
in Opini
0

Oleh :Maisyarah lufia, S.Pd (Guru STP Paud TK Khoiru Ummah Banjarmasin)

Kenakalan remaja…

Artikel Lainnya

D:\2025\Mei 2025\19 Mei 2025\8\8\master opini.jpg

Ketika Emoji Menjadi kekerasan

18 Mei 2025
D:\2025\Mei 2025\19 Mei 2025\8\8\kharismanaumia Wulandari.jpg

Peran Kampus dalam Gerakan Merawat Bumi

18 Mei 2025
Load More

Kini kian merajalela

Merusak sifat generasi bangsa

Yang dapat merubah semuanya

Itulah salah satu penggalan puisi karya anak bangsa Aisha Zefanya.Mengapa puisi tentang kenakalan remaja seolah -olah membuat kita tercabik akan bait-baitnya.

Apakah kenalakan remaja selalu identik dengan remaja? Tentunya ya, mereka membuat gebrakan dengan pencarian jati diri.

Gebrakan ini tergantung dari cara pandang mereka dalam memaknai dan memahami kehidupan. Kehidupan erat kaitannya dengan arah tujuan hidup.

Arah seperti apa yang mereka inginkan? Apakah hanya berkutat dengan dunia? Apakah hanya berkutat dengan kesenangan? Tentu ini menjadi perbincangan hangat yang harus diluruskan.

Arah hidup seorang muslim terdapat dalam Qs. Adz-dzariyat ayat 56 “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.’’ Semua yang dilakukan di dunia ini semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah, yang diperkuat dalam do’a iftitah bahwa ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Itulah gambaran jelas ketika seorang muslim telah dilahirkan ke dunia, baik dia anak-anak, remaja ataupun orang dewasa. Adapun masalah sekarang yang terjadi menimpa anak remaja.

Remaja menurut KBBI, remaja berarti mulai dewasa atau sudah sampai umur untuk menikah. Selain itu, remaja juga dapat diartikan sebagai muda atau pemuda. Definisi ini mengindikasikan remaja sebagai masa transisi dari anak-anak menuju kedewasaan, biasanya pada usia 12-18 tahun.

Nah, ternyata usia ini sangat riskan dengan zaman sekarang. Banyak terjadi kriminalitas di antara remaja, merokok, pembullyan, seks bebas.

Di Banjarmasin saja, kawasan yang sering terlihat dengan perkumpulan remaja yaitu kawasan Siring Tendean. Dimana anak remaja dengan santainya menghirup rokok dengan bebas tanpa ada pengawasan dari orangtua.

Data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%). Jika dilihat berdasarkan hasil pemantauan IPS rokok oleh Forum Anak Kota Banjarmasin pada titik penjualan merk rokok yang banyak beriklan/promosi 85% berada dipinggir jalan, 10% disekitar sekolah, 55% dalam bentuk iklan sticker, dan 20% display rokok. (Banjarmasinkota.go.id)

Data tersebut sangat mencengangkan, bahkan membuat kita bergidik ngeri dengan masa depan mereka. Tak hanya itu, menurut data SIHAdari tahun 2007 sampai tahun 2024, jumlahnya mencapai ribuan kasus.Jumlah kumulatif pasien HIV/Aids sebanyak 1.985 sejak tahun 2007 sampai 2024. (Hallobanua.com)

Dua data tersebut menunjukkan bahwa remaja sudah mencapai batas maksimum dalam “kerusakan remaja” bukan lagi bicara tentang kenakalan remaja.

Kerusakan remaja saat ini bukan hanya akibat lemahnya peran keluarga atau masyarakat semata, tetapi karena sistem sekuler yang diterapkan di masyarakat hari ini. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan, sehingga remaja kehilangan panduan ilahi dalam menapaki kehidupan mereka. kehilangan arah dalam menentukan kehidupan. Arah itu sebagai tujuan, ketika tak tahu arah maka akan tersesat dalam menapaki sendi-sendi kehidupan.Langkah awal yang harus dilakukan adalah persepsi orangtua tentang anak. Bahwa anak adalah amanah, anak merupakan tanggung jawab besar yang diberikan Allah.

‘’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Siapa sebenarnya pemilik anak kita? Inilah Pertanyaan awal yang harus kita pahami bersama.Bahwa ketika beriman kepada Allah, segala apa yang dibumi dan dilangit hanya milik Allah. Maka begitu juga dengan anak pemiliknya adalah Allah.

Semuanya mengikuti ketentuan Allah, mulai anak lahir sampai ada perkembangannya, tentu ini berbeda dengan anak kambing.Untuk itulah manusia secara terpaksa mengikuti aturan tersebut.

Kapan anak kita mengenal tanggung jawab?Pertanyaan kedua yang harus kita jawab, yaitu ketika anak sudah memasuki Mumayyiz, ia telah bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mandiri, serta adanya peran dari Allah SWT. Rata-rata tanggung jawab ini akan muncul ketika anak diproses dalam perkembangannya.Untuk itulah, anak bukan milik kita sepenuhnya, tapi kita diamanahkan oleh Allah untuk mendidik dan membimbingnya.

Tentu sebagai manusia yang diberikan oleh Allah berupa akal, maka kita harus tahu Arah dalam mendidik anak ada 6, yaitu;

1.Mengajarkan kepada kita, bahwa Allah menciptakan anak mempunyai tujuan.

2.Arahan untuk menjadi anak Sholeh.

3.Arahan untuk menjadi pemimpin bagi orang-orang bertakwa.

4.Menjadi pengemban al-qur’an

5.Menjadi ulul albab

6.Menjadi Khoiru Ummah, umat yang terbaik diantara manusia

6 langkah merupakan pondasi arah yang dilakukan orangtua untuk menghindari kenakalan bahkan kerusakan pada remaja, tak hanya orangtua faktor pendukung lainnya yang bertanggung jawab yaitu Masyarakat dan Negara.

Masyarakat cakupannya sangat luas, ia berperan penting dalam kehidupan. Perannya sangat dibutuhkan dalam membina, mengayomi dan berkaloborasi dalam kegiatan positif agar membentuk remaja yang produktif, nyatanya peran masyarakat sekarang menghilang akibat dari adanya ungkapan “urus-urusan kalian sendiri”, sehingga peranannya pun mengecil dan tak berdaya.

Begitu juga peran Negara dalam mengontrol remaja, ia memiliki peranan sangat signifikan untuk memberikan solusi bahkan membuat jera bagi pelaku kenakalan remaja. Sanksi tegas dilakukan ketika remaja seperti melakukan perzinahan dan pembunuhan.

“Sesungguhnya imamitu laksana perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, ketiga peran ini sangat diperlukan satu sama lain. Ketika peran itu hilang, kerusakan remaja akan semakin parah menyebabkan kehancuran negara akan terlihat dari segala lini bidang.

Hanya dengan tegaknya syariat islam secara menyeluruh, maka pembinaan remaja dapat dilakukan sistematis melalui pendidikan Islam, media yang bersih, dan penerapan sanksi syar’i.”Sudah saatnya umat menyadari bahwa memperbaiki generasi tidak cukup hanya dengan pembinaan individu, tetapi harus dibarengi dengan menerapkan islam secara sistemik.

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA