
BANJARBARU – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Hj Fathimatuzzahra mengakui pihaknya harus melakukan pergeseran anggaran untuk memenuhi bibit dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) tahun 2025.
“Kita (Dishut Kalsel, Red) harus melakukan pergeseran anggaran akibat efesiensi anggaran dalam rangka penyediaan bibit pohon untuk rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2025 di Kalsel,” ujarnya, Senin (24/3).
Menurut Aya –sapaan akrabnya, pergeseran anggaran untuk penyediaan bibit pohon tersebut dilakukan karena hingga saat ini belum ada kepastian berapa bibit yang disediakan Pembibitan Liang Anggang untuk mendukung program RHL.
Ia mengatakan, penyediaan bibit pohon untuk RHL itu harus dilaksanakan, mengingat program rehabilitasi hutan dan lahan tersebut merupakan program utama dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Dari pergeseran anggaran pada Dishut Kalsel tersebut diharapkan mampu menyediakan bibit pohon untuk kebutuhan RHL berkisar antara 300 hingga 400 ribu,” katanya.
Menurutnya, penyediaan bibit antara 300 hingga 400 ribu pohon tersebut jelas tidak mencukupi untuk kebutuhan rehabilitasi hutan dan lahan di Kalsel di tahun 2025, mengingat kebutuhan bibit setiap tahun mencapai 1,5 juta pohon.
Namun Aya tidak menyebutkan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk penyediaan ratusan ribu bibit pohon untuk kebutuhan rehabilitasi hutan dan lahan tersebut, karena harga setiap jenis pohon berbeda.
Ia menyebutkan, untuk tahun 2025 ini pihaknya juga mendapat bantuan untuk RHL di Kalsel berasal dari Norwegia senilai Rp 11 miliar untuk rehab seluas 280 hektar lahan.
“Bantuan dari Norwegia itu merupakan tahap II, karena telah dilaksanakan sejak tahun 2024 seluas 305 hektar dengan anggaran Rp 9 miliar,” pungkasnya. ani

