
BANJARMASIN – Setelah mendapatkan laporan pencabulan dari tiga siswa yakni A (13), H (14) dan MF (13) yang merupakan siswa SMPN di Banjarmasin Selatan, kini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin melalui Unit Pelaksana Tehnis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Banjarmasin mendapatkan laporan korban lainnya.
Dari asesmen terungkap fakta dimana diduga korbannya jadi 10 siswa, dan masih memungkinkan bertambah jumlahnya, mengingat si pelaku juga menjadi pengajar dan pelatih pramuka di sekolah lain.
“Terhadap korban-korban itu kami terus memberikan terapi psikologis untuk memulihkan trauma mereka,” kata Kepala UPTD PPA Banjarmasin, Susan, Senin (10/2).
Dia mengimbau kepada kepala sekolah yang merekrut tersangka tersebut sebagai guru ataupun pembina pramuka untuk mengecek anak didiknya. Hal ini agar segera bisa dideteksi dan mengembalikan psikologis anak.
Dalam beberapa kasus, lanjut dia, korban pelecehan seksual pada saat dewasa nanti bisa mengalami perubahan perilaku. “Kami berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Banjarmasin untuk mengetahui di mana saja pelaku selama ini melatih Pramuka di sekolah,” tutur Susan.
Sebelumnya, terjadinya kekerasan seksual di lingkungan sekolah ini terjadi saat kegiatan Perkemahan Pramuka Sabtu – Minggu ( Persami) di lingkungan sekolah, pada Sabtu, 14 Desembar 3024 lalu. Korban yang merupakan anak didik pelaku, menurut saja ketika diajak ke dalam ruang kelas.
Oknum guru itu melakukan pencabulan satu persatu, mulai dari N dan A. Besoknya pelaku mengajak korban A mandi bersama, dan di kamar mandi itu A dicabuli untuk kedua kalinya.
Karena merasa dilecehkan, A lalu menceritakan kepada ibunya. Selanjutnya, tante korban bereaksi dan langsung melaporkan tindakan oknum guru tersebut ke pihak kepolisian. via