
BANJARMASIN – Dua hari belakangan, tumpakan sampah di beberapa ruas jalan semakin melimpah. Hal itu diduga karena sampah tidak terangkut maksimal pascapenyegelan atau penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih sejak 1 Februari 2025.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina berharap ada keringanan waktu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI untuk menata ulang pengelolaan sampah TPA Basirih.
“Sebaiknya kita diberi kesempatan untuk menata, karena dapat dilihat sampah dimana-dimana. Kalau sampah tidak bisa masuk ke TPA, maka begini jadinya,” ucap Ibnu, Selasa (4/2).
Menurut Ibnu, sebelum penyegelan itu sampah selalu bersih diangkut di TPS yang ada. “Petugas kebersihan dari DLH kita sudah bekerja dengan baik dan mengupayakan titik-titik krusial sampah, “katanya.
Dirinya pun tak dapat membayangkan, bahkan prihatin apabila kondisi ini terus dibiarkan. Tentu sampah akan terus menumpuk banyak. Apalagi TPA Basirih ini merupakan penyakit lama hingga tidak bisa begitu diamputasi dengan penyegelan yang dilakukan.
“Tidak ada solusi seperti ini, kalau kita harus membuang ke TPA Regional. Kita harus menyiapkan anggaran yang sangat besar, bisa dihitung satu rit membawa per ton. Berapa miliar yang diperlukan, seharusnya ada solusi Pemerintah Pusat,” tutur Ibnu.
Ia berharap KLHK memberi kesempatan kepada Pemko Banjarmasin untuk memasukan sampah kembali di TPA Basirih. Bahkan sejak dikunjungi Kementerian LHK, pemko melakukan upaya penutupan TPA Basirih dengan urukan tanah sesuai aturan.
“Meski hanya sisi-sisi yang masih terbuka. Namun akan kita lakukan penutupan dengan tanah juga,” ujarnya.
Upaya lainnya yaitu melakukan pemilahan sampah dari sumbernya, dan maksimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) dan Bank Sampah di lingkungan masyarakat. via
Foto:
IBNU SINA